YOGYAKARTA – Intuisi bukanlah sesuatu yang ajaib, menurut Peter Gärdenfors Ph.D., profesor ilmu kognitif di Universitas Lund, Swedia. Berdasarkan pengalamannya, Gärdenfors tahu betul jam berapa kucing peliharaannya pulang. Tepat, saat ia membuka pintu, si kucing mengeong didepannya. Meskipun sama sekali tidak membutuhkan prediksi, kewaskitaan atas intuisi dimiliki secara tidak sadar. Karena pengalamannya tersebut, intuisi diteliti dan disebut sebagai pengetahuan implisit yang sulit untuk dieksplisitkan.
Kamus mendefinisikan intuisi sebagai persepsi langsung terhadap kebenaran atau fakta, yang tidak bergantung pada alasan apapun. Namun, apa yang dipersepsikan secara langsung oleh satu individu tidak dapat dengan mudah dirasakan oleh individu lain atau tidak dirasakan sama sekali. Secara khusus, orang-orang dengan pengetahuan intuitif dapat merasakan lebih banyak fenomena secara langsung. Misalnya seorang ahli anggur, ia dapat merasakan perbedaan yang halus melebihi kemampuan seorang amatir. Persepsi ini dibangun atas pengalaman masa lalu dan cara implisit dari belajar mengkategorikan dunia.
Pendidikan, kebiasaan, dan faktor budaya lainnya juga berperan dalam persepsi kita, dilansir Psychology Today, Senin, 29 Januari. Mata yang terlatih, akan menemukan sesuatu dibandingkan mata yang tidak terlatih. Misalnya, seorang ibu akan mengenal maksud tangisan bayinya. Pun pengetahuan seseorang mengenai bidang yang ia geluti. Itu berarti, apa yang dialami seorang ahli sebagai sensasi “langsung” bergantung pada pelatihan dan praktik yang panjang.
Para ahli menggabungkan informasi ke dalam unit-unit bermakna yang lebih besar, menyaring informasi yang tidak relevan, dan mengandalkan serangkaian model mental yang lebih besar. Pemrosesan informasi sensorik oleh ahli bersifat implisit (tidak disadari). Bagi ahli, hal itu tampak sebagai "persepsi langsung tentang kebenaran atau fakta, tidak bergantung pada alasan apa pun", yaitu intuisi. Selain pengetahuan implisit yang dibangun dari pengalaman, kepekaan sensori, pengetahuan, kebiasaan, dan faktor budaya lainnya, intuisi juga dibangun dari citra visual serta pemikiran spasial.
BACA JUGA:
Akar kata Latin intuire berarti "melihat". Beberapa dari pengetahuan visual dan spasial kita sulit untuk diungkapkan secara verbal dan, oleh karena itu, menjadi bagian dari pengetahuan implisit kita. Intuisi yang merupakan pengetahuan implisit, sebenarnya ada kesamaan dengan pengetahuan eksplisit yang lebih verbal. Yaitu adanya kesadaran terstruktur secara spasial dan proses kognitif lebih lanjut untuk mengubah pengalaman baik implisit maupun eksplisit dapat diubah menjadi bentuk verbal.