JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan kolaborasi kampus dan desa harus diperkuat dan konstruktif guna mempercepat pembangunan dan pemberdayaan desa.
"Peran perkumpulan perguruan tinggi menjadi penting. Desa akan sangat baik kalau kita bersama-sama. Dan tentu peningkatan kapasitas kepala desa, perangkat desa, pengurus BUM desa dan pendamping desa akan semakin mempercepat laju pembangunan dan kemandirian desa," ujar Mendes PDTT dalam keterangan tertulis dikutip Antara, Minggu, 16 Januari.
Ia mengatakan keterlibatan kampus dalam pembangunan desa tidak boleh ditunda lagi. Pasalnya, kampus tidak hanya diukur dari indikator akademis, tapi juga diukur dari seberapa besar kampus memberikan berkah dan manfaat untuk warga desa.
"Kampus hadir untuk meningkatkan kualitas manusia, kampus lahir untuk desa," tuturnya, dalam sambutan acara selamatan Sewindu Undang Undang Desa di Kasepuhan Cipta Gelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (15/01).
Menurutnya, pembangunan desa di era ini, termasuk keberhasilan pencapaian SDGs Desa, membutuhkan kompilasi data, olahan rekomendasi kegiatan secara elektronik, pelaksanaan pembangunan, hingga monitoring secara digital.
"Pada titik itu, dukungan ilmu pengetahuan yang terstruktur, terutama dari kalangan akademisi, menjadi sangat penting," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Ia mengemukakan Kemendes PDTT telah menyediakan program Akademi Desa sebagai wadah kepala desa, perangkat desa, pengurus BUMDes dan pendamping desa untuk berkomunikasi dengan perguruan tinggi.
"Desa akan mendapatkan SDM berkualitas untuk pendataan, penyelenggaraan kegiatan secara efisien hingga perluasan pemanfaatan potensi desa," katanya.
BACA JUGA:
Sementara peserta KKN, lanjut dia, mendapatkan pengalaman lapangan guna meningkatkan kesadaran akan pola pembangunan desa, hubungan kemasyarakatan desa dan praktik pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Sementara itu, Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan kolaborasi kampus dan desa itu sebagai bentuk nyata untuk membangun desa melalui berbagai macam program demi kemajuan desa.
"Kami telah berdiskusi bagaimana meningkatkan kompetensi yang akan membantu pemerintah dalam usaha pembangunan desa, di antaranya melalui berbagai kursus bersertifikasi, pelatihan keahlian tertentu, bahkan untuk pendidikannya akan difasilitasi dengan pembelajaran rekognisi pembelajaran lampau," katanya.