Bagikan:

JAKARTA - Pahlawan finansial bertugas melindungi masa depan keluarga dengan mengamankan harta, aset, dan tabungan yang ada dan yang sedang dikumpulkan bagi orang-orang tercinta. Semua instrumen finansial pada dasarnya memiliki risiko, tinggal disesuaikan dengan risk profile calon investor.

Dia juga mengingatkan bahwa risiko yang dimaksud bukan semata karena tergiur bunga tinggi dari investasi bodong kemudian kehilangan uang yang sudah ditanamkan.

Risiko ini yakni ada potensi kerugian penurunan modal karena imbal hasil yang diperoleh bisa saja tidak sesuai dengan yang diharapkan karena faktor kondisi ekonomi lokal maupun global.

Menurut Faculty Head Sequis Quality Builder Sequis Training Academy of Excellence Fandi Murdani, agar seseorang tidak salah menanamkan dana ke sebuah instrumen finansial maka pastikan aspek legalitas dari produk dan perusahaan finansial tersebut jelas dan benar, yakni lembaga yang telah memperoleh izin usaha dan pengawasan dari regulator yang sesuai dengan bidang usahanya.

Dikutip dari ANTARA, Sabtu, 11 November, seseorang juga perlu memastikan sudah memahami secara lengkap hak dan kewajiban sebagai nasabah, mengetahui manfaat, biaya, dan risiko yang berkaitan dengan produk yang dibeli.

Kemudian, apabila sudah memiliki pengetahuan tentang instrumen finansial, sudah menentukan tujuan investasi, dan ingin mengembangkan aset yang ada demi membangun masa depan keluarga yang sejahtera maka berikut kiat dari Fandi cara untuk menjadi pahlawan finansial keluarga:

1. Komunikasikan kondisi dan rencana finansial

Langkah pertama adalah mengomunikasikan rencana finansial dengan pasangan dan anggota keluarga yang sudah cukup umur mengenai kondisi dan tujuan keuangan keluarga termasuk rencana untuk mengajukan pinjaman dana, menjual aset hingga membeli instrumen investasi.

“Hindari memutuskan sendiri rencana keuangan keluarga. Ada baiknya kita dengar pendapat dan saran dari anggota keluarga demi kebaikan bersama," kata Fandi.

Sebaiknya, sambung dia, mereka pun mengetahui rencana dan kondisi keuangan keluarga sehingga bisa sama-sama menentukan kebutuhan apa saja yang harus tetap dipenuhi, dan yang masih bisa ditunda.

Berapa kewajiban utang yang dimiliki serta adakah rencana untuk mengembangkan aset keluarga. Dengan demikian, anggota keluarga dapat turut andil dan merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan aset keluarga.

2. Kelola utang dengan cermat

Manajemen utang yang cerdas adalah kunci mencapai tujuan finansial keluarga. Hindari utang konsumtif dengan jumlah besar melebihi toleransi utang yang disarankan (utang konsumtif maksimal 15 persen dari total income) karena akan menambah beban finansial dan beban pikiran.

“Sebaiknya jika mendapat uang tunai dari bonus, THR, atau penghasilan dari pekerjaan tambahan, manfaatkan untuk bisa mempercepat pelunasan utang," saran Fandi.

Dengan mengurangi beban utang secara perlahan maka seseorang dan keluarganya dapat leluasa dalam melakukan perencanaan keuangan.

3. Persiapkan dana pendidikan

Merencanakan dana pendidikan sangat diperlukan karena biaya pendidikan terus mengalami peningkatan inflasi setiap tahunnya. Risiko hidup orangtua juga meningkat seiring pertambahan usia yang dapat berpengaruh terhadap rencana pendidikan anak.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua mempersiapkan rencana pendidikan buah hati sampai jenjang perguruan tinggi.

Fandi menyarankan untuk mengalokasikan dana pendidikan pada instrumen finansial yang tetap terjaga sampai jenjang pendidikan anak selesai meskipun terjadi risiko yang tidak diinginkan pada orangtua.

Untuk itu, saat memutuskan untuk mengambil asuransi pendidikan, sangat penting untuk memahami manfaat yang ditawarkan dan juga memperkirakan jumlah dana pendidikan yang akan dibutuhkan sehingga bisa terencana dengan baik.

4. Perlindungan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa

Perlindungan kesehatan dan jiwa harus menjadi bagian dalam perencanaan keuangan untuk melindungi kondisi finansial keluarga dari risiko yang dapat terjadi kapan saja, seperti sakit kritis atau meninggal dunia yang memerlukan biaya dalam jumlah besar.

Dengan memiliki asuransi kesehatan maka sebagai pencari nafkah keluarga, seseorang tidak perlu khawatir akan tingginya biaya perawatan medis karena akan dicover oleh perusahaan asuransi.

Fandi berpendapat asuransi jiwa bermanfaat untuk meminimalisir risiko keuangan saat terjadi risiko kehidupan pada pencari nafkah (breadwinner).