Apa yang Terjadi Jika Ginjal Bocor? Cek Gejalanya di Sini
Ilustrasi ginjal (Foto: Pixabay/rikirisnandar)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi menyaring senyawa racun dari darah. Karena fungsinya tersebut, organ ini punya potensi mengalami kebocoran, terlebih bila tubuh kerap terkena paparan zat kimia atau obat-obatan yang bersifat nefrotoksik. Lantas, apa yang terjadi jika ginjal bocor?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya Anda mengetahui apa itu ginjal bocor beserta penyebabnya.

Pengertian Ginjal Bocor

Menyadur Cleveland Clinic, ginjal bocor alias sindrom nefrotik adalah sebuah kondisi di mana ginjal melepaskan protein dalam jumlah berlebih (proteinuria) ke dalam urine.

Pada kondisi normal, jumlah protein yang terkandung di dalam urin adalah kurang dari 150 mg dalam 24 jam. Sedangkan pada penderita ginjal bocor, kandungan protein dalam urin bisa mencapai 3000 mg atau lebih selama 24 jam.

Saat ginjal mengalami kecoboran, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh akan ikut terbuang melalui urine. Hal inilah yang membuat kadar protein dalam urine menjadi tinggi.

Penyebab Ginjal Bocor

Terdapat sejumlah kondisi medis yang menyebabkan seseorang mengalami sindrom nefrotik atau ginjal bocor, di antaranya:

  • Pyelonefritis atau infeksi ginjal.
  • Preeklamsia
  • Nefropati diabetik
  • Penyakit autoimun, seperti lupus dan Henoch-Schonlein purpura (HSP).
  • Peradangan pada dinding jantung akibat infeksi (endocarditis).
  • Kanker (kanker ginjal, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan limfoa).
  • Efek samping obat-obatan dan paparan zat kimia yang bersifat nefrotiksik.
  • Dehidrasi
  • Amiloidosis, penumpuka protein amiloid pada jaringan dan organ tubuh.

Apa yang Terjadi Jika Ginjal Bocor?

Bila ginjal mengalami kerusakan atau kebocoran, setidaknya ada beberapa gejala yang mungkin timbul, antara lain:

  • Urine berbusa: Bila urine terlihat banyak busa setiap kali buang air kecil, hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya kadar protein dalam urine. Dalam medis, kondisi ini disebut proteinurea. Tingginya kadar protein dalam urine bisa disebabkan karena ginjal mengalami kerusakan alias bocor.
  • Edema: Ini adalah sebuah kondisi di mana tubuh membengkak karena terdapat penumpukan cairan di dalam tubuh. Saat ginjal mengalami kebocoran, kadar protein albumin dalam darah berkurang, sebab sebagian terbuang bersama urine. Kondisi ini mengakibatkan penumpukan cairan dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh seperti tangan, kaki, perut, mata, dan wajah.
  • Kram otot dan tulang rapuh: Protein adalah nutrisi penting untuk meningkatkan kekuatan tulang. Bila kadar protein di dalam tubuh berkurang akibat ikut terbuang bersama urine, akan menyebabkan masalah pada otot dan tulang, seperti kram otot, mudah lelah, dan mudah terjadi patah tulang.
  • Mudah terkena infeksi: Protein termasuk salah satu zat yang berperan untuk membentuk antibodi guna meningkatkan daya tahan tubuh manusia dan mengindarkan tubuh dari infeksi. Bila jumlah antibodi dalam tubuh tidak memadai, sistem kekebalan tubuh akan menurun, sehingga membuat penderita gampang terkena infeksi.

Selain beberapa gejala di atas, seseorang yang mengalami kerusakan ginjal juga berpotensi mengalami gejala berikut ini:

  • Mual dan muntah
  • Kulit gatal, kering dan mengelupas
  • Nafsu makan menurun
  • Napas berat
  • Susah tidur
  • Lemas
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.

Sebagai informasi, penyakit ginjal bocor kerap kali tidak bergejala. Sebagian kasus ginjal bocor baru terdeteksi bila dokter melakukan tes urine dalam pemeriksaan kesehatan rutin.

Untuk mendeteksi kebocoran ginjal, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan diri ke dokter secara berkala, terlebih bila sudah mengalami gejala ginjal bocor di atas.

Demikian informasi tentang apa yang terjadi jika ginjal bocor. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.