Bagikan:

YOGYAKARTA – Pola interaksi besar pengaruhnya pada kesejahteraan dua orang yang berkomitmen dalam hubungan romantis. Selain memengaruhi cara komunikasi, pola interaksi ini juga memiliki konsekuensi psikologis. Kalau pola interaksinya tidak sehat, maka konsekuensinya negatif untuk hubungan.

Melansir ulasan psikolog klinis dan profeson psikiatri di Universitas of Nevada, Las Vegas, Cortney Warren, Ph.D., ABPP., pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis hampir selalu mencakup kesulitan berkomunikasi. Alih-alih saling menghormati, kesulitan ini justru merendahkan dan cenderung memicu pertengkaran.

Terlebih lagi, menjalin hubungan dengan seseorang yang memiliki kecenderungan toksik dikaitkan dengan respons trauma, misalnya waspada berlebihan, pemikiran obsesif, dan kecemasan. Belum lagi konsekuensi biologis yang tidak sehat, seperti kesulitan tidur. Dilansir Psychology Today, Jumat, 18 Agustus, berikut pola komunikasi tidak sehat dalam hubungan romantis.

1. Penghinaan langsung

Komentar dengan sengaja untuk membuat seseorang merasa buruk tentang dirinya, sering disebut sebagai menghina secara langsung. Hal ini sering tercermin melalui penggunaan label dalam pandangan negatif, misalnya “bodoh” atau “pecundang”.

pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis
Ilustrasi pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis (Freepik/artursafronovvvv)

2. Memanfaatkan kerentanan

Setiap orang memiliki kerentanan dalam merespons peristiwa tertentu. Dalam pola interaksi yang tidak sehat, kerentanan ini cenderung dimanfaatkan bukan di-support. Misalnya ketika bertengkar, seseorang dari pasangan bisa mengatakan “Kamu masih merasa tidak aman dan cemburu seperti biasanya, mantanmu benar tentang kamu”. Pernyataan ini memanfaatkan kerentanan akan tidak aman dalam hubungan dan dipakai untuk melabeli.

3. Berbohong dengan sengaja

Berbohong adalah sikap yang tidak jujur dan bisa mengikis kepercayaan dalam suatu hubungan. Dengan bersikap begini, hubungan romantis tidak dilandasi kejujuran dan membuat pasangan sulit untuk saling terhubung.

4. Pesan pasif-agresif

Mengkomunikasikan pesan nonverbal tetapi secara verbal, disebut dengan pesan pasif-agresif. Ini terjadi ketika ditanya soal perasaan seseorang lalu dijawab dengan “semua baik-baik saja” padahal jelas sekali mereka merasa kesal, sedih, dan marah.

pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis
Ilustrasi pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis (Freepik/Drazen Sigic)

5. Gaslighting

Pola interaksi yang dengan sengaja mencoba membuat seseorang meragukan perspektif dan kewarasan mereka disebut gaslighting. Misalnya, pasangan Anda membuat Anda ragu akan pilihan yang sudah diputuskan.

6. Memutus komunikasi

Baik komunikasi verbal, fisik, maupun nonverbal, kalau dihentikan begitu saja seperti dihukum. Di sini, kalau seseorang memutus kontak dengan pasangannya, bisa menyebabkan kurangnya komunikasi dan berbahaya untuk hubungan romantis.

7. Agresi emosional dan penghinaan

Agresi emosional termasuk berteriak, membentak, dan interaksi yang tidak stabil secara emosional. Pertengkaran besar mungkin membuat orang mengatakan hal-hal yang kejam. Tidak hanya tentang kalimat yang diucapkan tetapi soal nada bicara. Agresi emosional, kadang juga memiliki intensi menghina dan merasa superior. Misalnya mengatakan sesuatu yang menunjukkan dirinya lebih unggul.

Menurut Warren, koneksi jangka panjang dalam hubungan romantis, pernikahan, dan komitmen jangka panjang bisa sangat sulit. Tetapi pasang surut dalam komunikasi adalah hal normal. Meskipun demikian, pola interaksi yang tidak sehat dalam hubungan romantis bisa dicegah.