Stres dan Tekanan Darah Tinggi, Apa Hubungannya?
Ilustrasi stres dan tekanan darah tinggi (Freepik/Drazen Zigic)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Setelah mengalami tekanan hidup, dapat menyebabkan tekanan darah melonjak sejenak. Tetapi peneliti menggali apakah stres juga dapat menyebabkan efek yang sama pada tekanan darah.

Bagi penderita tekanan darah tinggi, disarankan untuk berolahraga 3-5 kali seminggu selama 30 menit dengan tujuan menurunkan stres dan membantu menurunkan tekanan darah. Penting diketahui, tubuh melepaskan gelombang hormon saat sedang stres. Hormon tersebut menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Karena mekanisme ini, tekanan darah meningkat sementara waktu.

Bukti bahwa stres dengan sendirinya menyebabkan tekanan darah tinggi dalam jangka panjang tidak ditemukan, dilansir Mayo Clinic, Kamis, 13 Juli. Tetapi bereaksi terhadap stres dengan cara yang tidak sehat dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Perilaku buruk yang terkait dengan tekanan darah tinggi, antara lain minum terlalu banyak minuman kafein dan alkohol, makan makanan tidak sehat, makan terlalu banyak, dan tidak cukup bergerak.

hubungan stres dan tekanan darah tinggi
Ilustrasi stres dan tekanan darah tinggi (Freepik/BalashMirzabey)

Penyakit jantung, mungkin juga berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu pemicu stres. Diantaranya meliputi kecemasan, depresi, dan terputus dari teman atau keluarga. Namun, tidak ada bukti bahwa kondisi ini terkait langsung dengan tekanan darah tinggi. Tetapi hormon yang diproduksi tubuh saat di bawah tekanan emosional bisa berpotensi merusak arteri.

Kerusakan arteri dapat menyebabkan penyakit jantung. Sedangkan gejala depresi dan kecemasan dapat menyebabkan beberapa orang lupa minum obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi atau kondisi jantung lainnya.

Stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tajam. Tetapi ketika stres hilang, tekanan darah kembali seperti sebelum stres. Namun, lonjakan singkat tekanan darah dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke dan juga dapat merusak pembuluh darah, jantung, dan ginjal seiring waktu. Kerusakannya seperti kerusakan akibat tekanan darah tinggi jangka panjang.

Meskipun orang dengan stres tinggi dan tekanan darah tinggi umumnya akan melihat tekanan darah turun setelah stres terkendali, namun mengelola stres mungkin tidak menurunkan tekanan darah pada semua orang. Tetapi mengelola stres dapat membantu meningkatkan kesehatan dengan cara lain. Mempelajari cara mengelola stres dapat mengarah pada perubahan perilaku yang sehat, termasuk yang menurunkan tekanan darah.

Cara mengelola stres yang bisa dilakukan, antara lain dengan mengutamakan prioritas agar tidak terforsir, melakukan latihan pernapasan untuk bersantai, berolahraga secara teratur, yoga dan meditasi, serta tidur cukup.