JAKARTA – Pikiran besar pengaruhnya bagi kesehatan fisik. Banyak pikiran bisa menyebabkan tertekan dan stres sehingga memicu penyakit kronis.
Disebut dengan psikosomatis, yang merupakan kondisi menurunnya kesehatan diakibatkan stres. Gangguan psikosomatis dipakai untuk menggambarkan keluhan fisik yang dipicu kondisi psikis seperti stres, kecemasan, dan depresi. Tidak jarang seseorang yang mengalami gejala psikosomatis terlewat dari pemeriksaan tes darah, rontgen, maupun treatment medis lainnya.
Apa saja penyakit yang bisa dipicu dari banyak pikiran? Berikut penjelasannya.
1. Jantung
Begadang maupun insomnia dapat meningkatkan denyut jantung. Bahkan, dilansir dari laman Mount Elizabeth, ritme napas lebih cepat, otot menegang, dan tangan berkeringat. Ini disebabkan meningkatnya hormon kortisol dan adrenalin atau dikenal dengan hormon stres.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah mengikuti pola tubuh, termasuk pikiran. Banyak pikiran juga memicu tekanan darah tinggi apalagi apabila diikuti dengan pola hidup yang tidak sehat.
BACA JUGA:
3. Iritasi usus besar
Mengalami iritasi usus besar sindrom yang dirasakan antara lain kram perut, nyeri, kembung, diare, hingga sembelit. Sebesar 60 persen, berdasarkan riset, sindrom iritasi usus besar dipicu oleh kondisi pikiran, seperti kecemasan, mood swing, dan depresi.
Ketika kondisi pikiran sedang penuh dan tidak dikelola dengan tepat, dapat mengubah mikrobioma usus dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
4. Diabetes
Glukosa dalam darah bisa fluktiatif ketika hormon kortisol naik. Pada saat tersebut, kadar insulin menurun sehingga tidak optimal memproses kalori menjadi energi akhirnya gula darah meningkat. Jika berlangsung lama atau berkali-kali bisa memicu diabetes.
5. Alzheimer
Banyak pikiran berkepanjangan bisa membuat seseorang konsentrasinya terganggu. Kerap linglung, ingatan pendek, konsentrasi lemah merupakan gejala penyakit Alzheimer. Dan stres bisa menjadi pemicu penyakit ini.
Untuk menghindari 5 penyakit yang dipicu banyak pikiran, Anda perlu mengelola pikiran agar tidak menumpuk dan mengganggu waktu istirahat. Misalnya dengan mengikuti saran psikolog, yaitu jalani pola hidup sehat, melakukan teknik relaksasi, makan teratur, rutin olahraga dan istirahat cukup.