Bagikan:

JAKARTA - Produser Steve Albini mengenang momen saat ia ditawari Kurt Cobain dkk untuk mengerjakan album studio ketiga Nirvana, In Utero (1993). Dalam wawancara terbaru dengan majalah Kerrang!, Albini mengungkap dirinya sempat mengajak para personel Nirvana taruhan sebelum album tersebut digarap.

Para penggemar musik grunge, khususnya penghamba Nirvana, mungkin sudah tahu cerita ini. Tapi, bagi Albini, terlalu manis untuk dilupakan. Saat itu, ongkos Albini untuk memoles album In Utero sebesar 100 ribu dolar AS. Namun, Albini memberi tawaran lain di mana Nirvana mungkin tidak harus membayarnya satu sen pun. 

Albini mengajak Nirvana taruhan. Jika salah satu dari tiga anggota band mengalahkannya dalam permainan biliar, dia akan bekerja secara gratis. Tetapi jika Kurt Cobain, Krist Novoselic dan Dave Grohl kalah, mereka harus menggandakan gajinya.

Ketika ditanya tentang taruhan tersebut, Albini mengingat, "Saya melakukan (taruhan) itu dengan setiap band yang bekerja dengan saya, dan tidak ada yang pernah menerima tawaran saya."

Dia melanjutkan, "Ini bukan berarti saya pemain biliar yang hebat, tetapi saya memiliki peluang yang sama untuk menang dalam permainan yang adil. Pada akhirnya, itu tidak akan membuat banyak perbedaan dalam hidup saya jika saya mendapat dua kali lipat uang untuk sesi atau bekerja secara gratis. Tapi saya rasa Nirvana sedikit lebih menghindari risiko daripada saya.”

Tentu saja, Nirvana tidak menerima ajakan taruhan dari Albini. "Kami membayarnya 100 ribu dolar AS," Dave Grohl pernah mengenang.

Merefleksikan waktunya bersama Nirvana, Albini mengatakan dia berhati-hati dalam melakukan pendekatan terhadap grup, khususnya Kurt Cobain.

“Saya tidak mencoba menjadi sahabat karibnya, karena saya tahu bahwa semua orang di sekitarnya mencoba masuk ke dunianya secara parasit, dan saya ingin dia tahu bahwa dia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu dengan saya. Jadi saya tidak pernah mendesaknya untuk dekat dengan saya," kata sang produser.

Ia lantas memberi pandangan pribadinya. "Saya bertemu dengannya di tempat kerja, dan saya melihat bahwa dia sangat serius dengan musiknya, dan hasratnya tulus. Saya rasa itulah yang ditanggapi orang, karena dia memiliki suara yang khas. Saya semakin menghormatinya sebagai seniman dan sebagai pribadi."