Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Inses Bagi Pelaku dan Bayi
Ilustrasi kekerasan seksual inses (Antara)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Belum lama ini masyarakat digegerkan dengan kasus pembunuhan 7 bayi hasil inses antara seorang ayah dan anak kandungnya di Banyumas, Jawa Tengah. Di luar dari kasus tersebut, masyarakat harus tahu bahwa inses merupakan hubungan seksual yang dilakukan dua orang yang memiliki kedekata hubungan darah. Lalu apa saja bahaya inses?

Mengenal Pengertian dan Bahaya Inses

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inses diartikan sebagai perkawinan atau hubungan seksual oleh dua orang yang bersaudara kandung yang melanggar adat, hukum, hukum, hingga norma agama.

Dalam situs resmi Komnas HAM, inses adalah hubungan yang dilakukan oleh anggota keluarga yang keduanya memiliki hubungan darah atau disebut dengan hubungan sumbang. Di Indonesia, hubungan tersebut dianggap sebagai kejahatan seksual. Lalu, apa saja bahaya inses?

Bahaya inses secara umum bisa dirasakan baik oleh pelaku maupun keturunan hasil hubungan sedarah. Adapun dampak negatif inses adalah sebagai berikut.

  1. Gangguan Aversi Seksual pada Korban Inses

Hubungan sedarah yang dilakukan atas dasar pemaksaan berpotensi menimbulkan gangguan aversi seksual. Dikutip dari AI Care, gangguan aversi seksual adalah keengganan ekstrem yang dibarengi dengan penghindaran pada kontak seksual dengan pasangannya sendiri. Penyebab gangguan seksual ini cukup beragam namun yang paling umum disebabkan karena trauma seksual seperti pemerkosaan dan inses.

Gangguan aversi seksual yang terjadi karena kekerasan seksual juga beragam, salah satunya adalah korban akan enggan atau menghindari kontak seksual, bahkan pada tingkat yang ekstrem korban tidak mau berpegangan tangan dengan pasangan karena takut terjadi interaksi seksual.

  1. Memperbesar Penyakit Genetik

Kehamilan yang terjadi karena inses akan memperbesar risiko penyakit genetik yang dimiliki oleh pelaku. Risiko akan makin besar pada kehamilan inses yang dilakukan oleh dua saudara kandung, terutama terjadinya penularan penyakit resesif. Contoh penyakit resesif adalah fibrosis kistik dan sickle sel anemia, yakni penyakit yang berdampak pada rusak atau cacatnya sel darah merah.

  1. Albinisme pada Keturunan Inses

Inses berpotensi menyebabkan albinisme pada bayi. Kondisi ini kerap pula disebut dengan albino. Keturunan yang mengalami albino akan memiliki warna mata terang, kulit dan rambut berwarna putih pucat meski orang tuanya memiliki warna kulit yang gelap.

  1. Kecacatan pada Bayi

Bayi hasil hubungan inses juga berisiko besar lahir cacat. Bahkan, sering pula bayi hasil inses akan menderita kematian lebih dini sebelum atau setelah dilahirkan. Di beberapa kasus, terjadi pula kecacatan mental pada bayi sehingga komunikasi dan perilaku menyimpang. Beberapa kecacatan bayi hasil hubungan sedarah adalah sebagai berikut.

  • Wajah yang asimetris
  • Bibir sumbing
  • Tubuh yang tidak berkembang optimal
  • Jantung mengalami gangguan
  1. Imun Tubuh Bayi Lemah

Imun tubuh bayi hasil hubungan seksual sedarah juga lebih lemah dibanding bayi hasil hubungan non-inses. Hal itu terjadi karena variasi DNA yang kurang. Normalnya, DNA orang tua yang tidak memiliki hubungan darah dekat akan menghasilkan bayi dengan imun baik. Hal tersebut belaku sebaliknya pada bayi hubungan inses.

  1. IQ Rendah

Hubungan seksual sedarah juga akan berdampak pada rendahnya IQ pada bayi. Anak akan sulit untuk berinteraksi dengan masyarakat, bahkan dengan kedua orang tuanya sendiri.

Itulah informasi terkait apa saja bahaya inses. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.