Bagikan:

JAKARTA - Setelah belasan tahun menjalani karier stand up comedy di Indonesia, Pandji Pragiwaksono diketahui memulai untuk melebarkan sayap ke Amerika Serikat sejak tahun lalu.

Untuk membuktikan keseriusannya, ia bahkan mengajak keluarga untuk menetap di New York.

Pandji mengatakan, stand up comedy di Amerika Serikat, khususnya New York sudah jauh lebih matang.

Meski diakuinya sulit untuk bisa masuk ke industri stand up di sana, ia tetap merasa bangga, mengingat hanya dirinya komika yang berasal dari Indonesia.

“Secara industri jauh lebih maju karena kan kesenian stand up kemudian lahirnya emang di New York. Comedy Club pertama adanya di situ, kemudian stand up comedian terkenal juga di situ,” ungkap Pandji Pragiwaksono saat ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pekan lalu.

“Jadi, kayak semuanya lebih matang, tapi persaingannya juga lebih berat. Mungkin buat saya sih, saya happy aja bisa membangun karier di tempat di mana komedi dilahirkan. Yang pasti jadi satu-satunya orang Indonesia,” sambungnya.

Meski sudah dikenal luas di tanah air, Pandji mengaku harus memulai dari bawah untuk berkarier di New York. Jika di Indonesia ia sudah menggelar show besar di banyak tempat, ayah dua anak itu masih tampil di cafe dan bar saat berkarier di New York.

Tidak hanya itu, Pandji juga mengaku ada beberapa hal yang harus diubahnya saat tampil di sana. Selain masalah bahasa, perbedaan kultur menjadi alasannya untuk berpikir lebih keras memilah materi yang akan dibawakan.

“Pertama, secara bahasa rumit ya. Bahasa inggris saya sih gak jelek-jelek amat, tapi tetap mikir gitu pas mau ngomong. Bukan bahasa sendiri tuh tetep mikir gitu,” kata Pandji.

“Tapi yang paling berat adalah menyesuaikan gaya joke yang lebih suka dikunyah oleh orang New York. Kayak kalau di Indonesia, saya kan banyak cerita tuh, panjang, panjang, punch line gitu. Kalau di sana tuh pengennya cepet. Karena mereka sudah terbiasa nonton stand up kan, jadi mereka duduk, udah nggak usah basi-basi, 'lucunya mana?' gitu.,” imbuhnya.

Namun begitu, Pandji mengatakan dirinya akan tetap berusaha keras untuk bisa berhasil di New York. Terlebih, sang istri yang sudah ikut pindah juga memberi dukungan penuh atas pilihannya itu.

“Tapi waktu itu gua pernah kayak ragu, kaya ngerasa ngapain gua di sini (New York), terus istri gua ngingetin, 'Kamu harus ingat kalau aku sama anak-anak kamu itu udah berkorban loh untuk kamu. Nggak bisa setengah-setengah. Masa kita sudah berkorban terus gagal, nggak boleh gagal'. Saya pikir bener juga,” pungkas Pandji Pragiwaksono.