Bagikan:

JAKARTA - Mario Ginanjar turut mengantar Carlo Saba ke peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta selatan hari ini, Jumat, 21 April.

Mengenang sosok mendiang Carlo, Mario yang bergabung dengan Kahitna pada tahun 2002 ternyata punya cerita sendiri. Ia mengungap peran besar Carlo dalam karier bermusiknya.

“Dia adalah orang yang pertama kali menemukan aku dan merekomendasikan aku ke Kahitna. Dia yang pertama kali ketemu tahun 2000 sehingga aku bisa ada di Kahitna sekarang,” ungkap Mario Ginanjar seusai prosesi pemakaman Carlo Saba.

Mario menyadari bahwa anggota Kahitna tidak akan selamanya terus bersembilan. Dengan kepergian koleganya itu, ia sadar bahwa dirinya harus terus berjuang mempertahankan nama Kahitna sebagai salah satu peninggalan Carlo Saba.

“Kahitna itu udah lebih dari sekedar band. Memang akan ada saatnya kita nggak lagi utuh, nggak bersembilan. Saya selalu bertanya-tanya kapan waktu itu tiba, kapan kita akan berdelapan atau bertujuh, ternyata waktunya adalah sekarang dan kita harus menerima,” kata Mario.

“Kita harus tetap menjalankan tugas sebagai pejuang musik Indonesia, untuk menjalankan nama Kahitna yang Mas Yovie dan Mas Carlo bangun sejak awal,” sambungnya.

Dengan kepergian Saba, kata Mario, akan ada yang kurang pada perayaan lebaran kali ini. Ia menyebut kebiasaan para anggota Kahitna yang biasanya berkumpul di Bandung di hari kedua lebaran.

“Yang pasti kehilangan seorang kakak, seorang sahabat, seorang teman bermusik yang sudah berpuluh-puluh tahun barengan, mau apapun rasanya akan tetap sedih. Apalagi ini di hari raya, biasanya kita kumpul-kumpul hari kedua di Bandung, tapi tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya ada yang kurang,” pungkas Mario Ginanjar.