JAKARTA - Mengendarai sepeda keliling lingkungan bersama teman adalah kegiatan masa kecil yang tak lekang oleh waktu. Namun meski anak-anak belajar bersepeda sejak usia dini, jatuh dari sepeda tetap bisa menyebabkan cedera serius.
Untungnya, ada helm sepeda yang dirancang khusus untuk meminimalkan risiko tersebut. Inilah yang perlu Anda ketahui tentang memilih helm sepeda yang tepat untuk anak melansir Very Well Family, Jumat, 14 April.
Temukan Ukuran yang Tepat
Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah helm pas untuk anak Anda dengan benar.
“Helm harus diletakkan di atas kepala dalam posisi datar, dan tidak boleh bergoyang ke depan, ke belakang, atau ke samping,” kata Cassandra Herring, direktur perlindungan penghuni anak di Safe Kids Worldwide.
Tali helm harus selalu tertekuk, tapi jangan terlalu kencang. Meskipun ukuran helm akan berbeda dari merek ke merek, cara terbaik untuk memastikan Anda memilih ukuran yang tepat adalah dengan mengukur lingkar kepala anak dan menemukan ukuran helm dengan rentang lingkar yang sesuai.
Dari sana, Safe Kids Worldwide merekomendasikan anak-anak untuk mengikuti Uji Kecocokan Helm dengan tiga langkah. Pertama pemeriksaan mata. Posisikan helm di kepala anak. Minta anak lihat ke atas dan dia harus melihat tepi bawah helm. Peleknya harus selebar satu hingga dua jari di atas alis.
Selanjutnya adalah pemeriksaan telinga. Pastikan tali helm membentuk 'V' di bawah telinga saat diikat. Talinya harus pas tapi nyaman. Langkah terakhir adalah pemeriksaan mulut, di mana Anda meminta anak membuka mulutnya selebar mungkin dan menanyakan apakah dia merasakan helm mencengkram kepalanya. Jika tidak, kencangkan tali dan pastikan gespernya rata dengan kulit.
BACA JUGA:
Pertimbangkan Aktivitasnya
Anak-anak harus memakai helm untuk aktivitas menggunakan roda apa pun, tidak hanya mengendarai sepeda. Menurut CPSC, ada berbagai jenis helm untuk aktivitas berbeda yang dirancang khusus melindungi kepala dari benturan paling umum yang terjadi.Helm sepeda memberikan perlindungan yang memadai untuk mengendarai skuter, serta sepatu roda, atau in-line skating.
Namun jika anak juga mengendarai skateboard atau longboard, dia harus memiliki helm skateboard bersertifikasi CPSC untuk aktivitas tersebut. Helm tersebut cenderung menutupi lebih banyak bagian belakang kepala (karena jatuh ke belakang lebih sering terjadi pada skateboard daripada bersepeda).
Hal yang sama berlaku untuk sepeda BMX yang harus memiliki helm BMX, dan sepeda gunung downhill yang harus memiliki helm downhill.
Helm sepeda sangat penting melindungi anak dari cedera kepala dan otak yang dapat merusak perkembangan otaknya. Jadi, pastikan helm anak pas dan tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Anda juga harus mempertimbangkan aktivitas yang paling sering anak ikuti dan memilih helm yang dirancang khusus untuk melindunginya dari cedera yang paling mungkin terjadi dalam olahraga yang diikutinya.