YOGYAKARTA – Protein merupakan makronutrien penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Protein berperan dalam memastikan tubuh berfungsi dengan tepat, pertumbuhan otot, dan perkembangan yang tepat. Tetapi ternyata, kebanyakan konsumsi makanan protein tinggi bisa bikin sembelit.
Protein juga sering diandalkan para atlet untuk membantu mengembangkan otot dan penurunan berat badan. Tetapi karena kalau kelebihan atau tidak seimbang dengan asupan lain protein bisa mengganggu pencernaan dan menimbulkan efek samping yang merugikan. Para ahli dilansir Health, Minggu, 9 April, merekomendasikan cara mengonsumsi makanan tinggi protein tanpa mengalami sembelit.
Jumlah protein harian yang dibutuhkan setiap orang bervariasi dan sangat bergantung pada usia, jenis kelamin, kesehatan secara keseluruhan, dan tingkat aktivitas Anda. Orang dewasa, umumnya membutuhkan 0,8 gram protein per kilogram berat badan setiap harinya. Misalnya berat 75 kilogram, artinya harus makan 54 gram protein sehari. Kalau Anda rutin melakukan olahraga intensitas sedang hingga berat membutuhkan protein per berat badan antara 1,2 – 2 gram.
Seorang ahli diet klinis dan asisten professor di sekolah kesehatan masyarakat UCLA, Dana Ellis Hunnes, Ph.D., MPH., RD., menyarankan konsumsi protein 45 gram. Target idealnya sebanyak 54 gram, tetapi ini untuk aktivitas padat setiap harinya.
“Protein ekstra di atas yang kita butuhkan, akan dikeluarkan begitu saja dan membuat ginjal Anda bekerja lebih keras,” jelas Hunnes. Tambahnya lagi, kelebihan protein memang bisa tahan lapar dan membantu Anda lebih sedikit makan. Hal pertama yang diganti dengan protein ialah karbohidrat. Tetapi penting diketahui, tanpa karbohidrat dan serat dalam makanan Anda, risikonya mengalami sembelit.
Buah dan sayuran penting sekali didapatkan atau dikonsumsi. Karena jika tidak cukup serat, sisa makanan akan mengendap di usus. Ketika itu terjadi, kotoran menjadi lebih keras, lebih pada, dan lebih sulit untuk dikeluarkan atau mengalami sembelit.
BACA JUGA:
Diet tinggi protein menurut penelitian juga berisiko pada penyakit radang usus lebih tinggi. Faktor risiko ini dialami karena kelebihan protein dapat mengubah keragaman dan komposisi microbiota usus.
Selain perlu diimbangi dengan makanan tinggi serat, diet protein juga perlu minum air cukup. Ini membantu cukupnya cairan dalam darah sehingga ginjal tidak harus bekerja terlalu keras.