YOGYAKARTA – Morning-after pill bukan aktivitas minum obat pada pagi hari tetapi kontrasepsi yang diminum ketika terjadi kejadian darurat. Menurut dokter Benita Kurniadi, tim dokter Ai-Care, berhubungan seksual yang tidak menggunakan pengaman berisiko terjadi KTD (Kehamilan Tidak Direncanakan) dan penularan penyakit seksual.
Untuk mengurangi risiko KTD dan pada kondisi mendesak ketika berhubungan seksual tidak menggunakan pengaman, salah satu pencegahannya adalah dengan minum morning-after pill. Tetapi apakah obat kontrasepsi hormonal ini sehat untuk reproduksi? Lalu, apakah morning-after pill bisa digunakan untuk menggugurkan kandungan?
Ternyata, papar dokter Benita, minum morning-after pill bukan suatu tindakan aborsi. Sebagai alat kontrasepsi hormonal, morning-after pill tetap berisiko gagal. Yang artinya tetap berpotensi mengalami kehamilan tak direncanakan. Terutama jika dikonsumsi melebihi waktu yang ditentukan dan jika bersifat tidak permanen.
Umumnya, morning-after pill memiliki dua jenis kandungan, yaitu mengandung levonogestrel dan ulipristal. Keduanya memiliki cara kerja yang menghambat ovulasi, yaitu proses dimana sel telur yang sudah matang siap untuk dibuahi dan menghambat pergerakan sperma. Kedua jenis pil dengan masing-masing kandungan tersebut, memiliki jangka waktu minum yang berbeda. Untuk Levonogestrel harus diminum sesegera mungkin maksimal 72 jam setelah berhubungan intim. Kalau ulipristal diminum maksimal 120 jam setelah berhubungan seksual.
Menurut penjelasan dokter Benita, morning-after pill ada efek sampingnya. Pertama darah haid lebih banyak dalam siklus setelah konsumsi pil kontrasepsi tersebut. Efek samping kedua, mengalami gangguan pencernaan seperti mual dan perut terasa tidak nyaman setelah konsumsi. Efek samping yang dialami tidak berisiko berat. Tetapi dilarang diminum oleh wanita hamil, pre menopause, dan menopause. Hal ini disebabkan bukan karena kandungan berbahaya untuk kondisi tersebut, tetapi belum ada penelitian pasti yang membuktikan risiko buruknya. Tetapi alangkah bijaknya tidak meminumnya karena belum tentu aman untuk wanita hamil.
Lewat penjelasan di atas, dokter Benita memperjelas bahwa morning-after pill bukan pil aborsi. Karena morning-after pill tidak menterminasi kehamilah yang sudah terjadi. Pil kontrasepsi ini hanya mencegah kehamilan terjadi atau sebelum pembuahan sel telur oleh sperma terjadi.
Bagi wanita yang aktif secara seksual dan berkomitmen dengan pasangannya untuk belum merencanakan program kehamilan, memang disarankan untuk mengonsumsi pil ini. Tapi hanya disarankan diminum saat kondisi darurat saja. Untuk lebih bertanggung jawab dan mendapatkan arahan tepat dari dokter spesialis reproduksi, lebih baik konsultasikan sebelum meminumnya.
BACA JUGA:
Menurut WHO dilansir Health, morning-after pill hanya dapat mencegah kehamilan 95 persen jika diminum kurang dari lima hari setelah berhubungan seksual. Pil ini juga tidak dimaksudkan untuk alat kontrasepsi rutin. Sherry A. Ross, MD., seorang ob-gyn yang berbasis di Los Angeles mengatakan, meminumnya rutin tidak menimbulkan efek jangka panjang tetapi dapat membalikkan hormon atau membuat menstruasi tak teratur.