JAKARTA - Bayu Skak mengungkap kekecewaanya setelah mengetahui Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 berdasarkan keputusan organisasi tertinggi sepak bola, FIFA pada Rabu, 29 Maret kemarin.
Seperti telah diketahui, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah berawal dari penolakan beberapa pihak atas kehadiran Timnas Israel di Indonesia sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20.
Melalui akun Twitter miliknya, sutradara film Yowis Ben itu memberi contoh beberapa negara yang tetap saling berhadapan dalam konteks pertandingan sepak bola meski kedua negara tersebut secara politik berada dalam ketegangan.
Negara yang berkonflik pun ketika bertemu di lapangan sepak bola bisa bermain dgn damai, Iran vs Usa, Korsel vs Korut dll. Karena itulah sepatutnya sepak bola. Sejenak melupakan konflik untuk bermain bola dgn damai. Sangatlah disayangkan ketika itu semua dicampuri unsur politik.
— BAYU SKAK (@Moektito) March 29, 2023
"Negara yang berkonflik pun ketika bertemu di lapangan sepak bola bisa bermain dengan damai, Iran vs Usa, Korsel vs Korut dll," cuit Bayu Skak di Twitter miliknya, Kamis, 30 Maret.
Menurutnya, sepak bola sebagai olahraga yang menuntut sportivitas tinggi harusnya bisa memisahkan diri dengan konflik politik yang ada dj luarnya.
"Karena itulah sepatutnya sepak bola. Sejenak melupakan konflik untuk bermain bola dengan damai. Sangatlah disayangkan ketika itu semua dicampuri unsur politik," lanjutnya.
BACA JUGA:
Cuitan dari Bayu Skak itu mendapat komentat beragam dari warganet. Muncul beberapa pro kontra terhadap apa yang disampaikan oleh pria 29 tahun itu. Sebagian besar warganet bahkan turut menyampaikan kekecewaannya.
“Sepak bola dan politik itu dua hal yang berbeda dan jangan disatukan,” tulis seorang warganet.
“Negara kita kan beda Mas Bay,” cuit warganet lain.
“Menolak kemajuan, mendorong kemunduran. Sangat ironis sekali,” tulis warganet lainnya.