7 Kebiasaan yang Menyebabkan Lemak Menumpuk di Perut
Ilustrasi pengukur lingkar perut (Unsplash/Siora)

Bagikan:

JAKARTA – Kebiasaan sehari-hari besar pengaruhnya pada tubuh. Misalnya, makan tinggi kalori kurang dari satu jam sebelum tidur bisa jadi penyebab perut buncit. Lemak menumpuk di perut sehingga terlihat buncit, ada berbagai penyebab.

Setiap orang sangat mungkin memiliki sebab yang berbeda. Namun pada umumnya, melansir dari Medical News Today ada 7 kebiasaan sebagai pemicu perut buncit. Apa saja? Ini daftarnya.

Pola makan yang buruk

ilustrasi menu makanan
Ilustrasi menu makanan (Unsplash/Carles Rabada)

Konsumsi makanan manis dengan melupakan porsi dapat menambah berat badan. Efek lainnya, memperlambat sistem metabolisme sehingga kemampuan tubuh dalam membakar lemak menurun. Ini jadi penyebab pertama perut buncit. Penyebab lainnya yang terkait dengan pola makan buruk adalah kurang mengkonsumsi protein dan tinggi karbohidrat.

Protein, membantu seseorang merasa kenyang lebih lama. Artinya orang yang kurang asupan proteinnya akan konsumsi makanan lebih banyak.

Terlalu banyak minum alkohol

ilustrasi minuman beralkohol
Ilustrasi minuman beralkohol (Unsplash/engin akyurt)

Laporan studi tahun 2015 yang dipublikasikan dalam Current Obesity Reports menunjukkan bahwa minum alkohol berlebihan pada pria menyebabkan penambahan tumpukan lemak sekitar perut. Sedangkan pada wanita tidak menunjukkan hasil peningkatan yang sama, tetapi mengonsumsi alkohol secara berlebihan memicu berbagai masalah kesehatan seperti penyakit lever dan peradangan. 

Kurang olahraga

ilustrasi rebahan
Ilustrasi rebahan (Unsplash/Kinga Cichewicz)

Jumlah kalori yang dikonsumsi setara dengan kebutuhan pembakaran agar berat badan tidak bertambah. Gaya hidup yang tidak sehat, termasuk kurang olahraga akan menyulitkan untuk membuang lemak terutama di sekitar perut.

Stres

ilustrasi stres

Ilustrasi stres (Unsplash/Aarón Blanco Tejedor)

Hormon steroid atau dikenal dengan kortisol mengontrol dan mengatasi stres. Ketika dalam kondisi berbahaya atau banyak tekanan, tubuh melepaskan banyak kortisol dan berdampak pada sistem metabolisme. Seseorang jadi kalap konsumsi makanan, terlebih makanan manis, berkalori dan karbohidrat tinggi.

Genetik

ilustrasi gaya hidup
Ilustrasi gaya hidup (Unsplash/Greg Rosenke)

Selain kebiasaan, faktor keturunan juga berperan menentukan apakah seseorang menjadi gemuk atau tidak. Gen bawaan yang tidak bisa dihindari ini sebenarnya, menurut para ilmuwan, memengaruhi perilaku, metabolisme dan risiko penyakit yang disebabkan obesitas. Di samping itu, lingkungan juga memengaruhi seseorang menjadi gemuk.

Waktu tidur yang buruk

ilustrasi waktu tidur
Ilustrasi waktu tidur (Unsplash/Mpho Mojapelo)

Sebuah studi di Journal of Clinical Sleep Medicine mengaitkan penambahan berat badan dan durasi tidur yang singkat. Kualitas tidur buruk serta durasi berperan menumpuk lemak di perut. Tidur kurang menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat atau makan secara emosional tanpa panjang menimbang.

Merokok

ilustrasi asap rokok
Ilustrasi asap rokok (Unsplash/Ishan @seefromthesky)

Para peneliti tidak mengangggap merokok sebagai penyebab langsung. Namun studi pada tahun 2012 yang diterbitkan di PloS One menunjukkan, perokok lebih banyak lemak di perut dibanding bukan perokok.