Bagikan:

JAKARTA - Mungkin Anda sering mendengar kalimat yang berbunyi kesehatan emosional sangat penting untuk kesejahteraan seseorang. Ya, kenyataannya memang benar. Selain kesehatan fisik, kesehatan mental pun sangat penting untuk dijaga.

Arti kesehatan tak hanya dinilai dari seberapa baik tubuh menjalankan fungsinya, tapi juga dilihat dari seberapa bahagia dan seimbangnya kualitas jiwa dan raga seseorang. Menurut WHO, orang dengan gangguan kesehatan mental meninggal 10 hingga 20 tahun lebih cepat daripada orang normal.

Dari sini, sudah jelas terlihat bahwa menjaga kesejahteraan mental sangatlah penting adanya. Agar makin terjaga, berikut lima cara yang bisa Anda lakukan dalam merawat kesehatan mental.

Decluttering

Ilustrasi (Andrea Piacquadio/Pexels)

Sebuah penelitian membuktikan bahwa barang yang menumpuk di rumah bisa menimbulkan efek kekacauan yang langsung diterima oleh otak. Otak akan merasa terganggu sehingga memperlambat proses penerimaan informasi.

Untuk itu, decluttering atau membuang barang yang tak terpakai bisa Anda jadikan kebiasaan sederhana untuk meningkatkan kesehatan mental.Penelitian lain juga menunjukkan bahwa rumah yang berantakan mampu meningkatkan hormon stres yaitu kortisol, terutama pada wanita. 

Jadi mulai sekarang, buatlah rencana membuang atau mensortir benda-benda yang tak terpakai. Anda bisa mendonasikannya atau menjual ke toko barang bekas. Siapa tahu jadi lebih berguna jika dipakai orang lain, kan?

Membaca buku

Ilustrasi (Cottonbro/Pexels)

Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan mental yaitu dengan membaca buku. Penelitan membuktikan kalau membaca buku dapat menurunkan gejala depresi serta meningkatkan fleksibilitas mental dan fungsi otak.

Tapi pastikan buku yang Anda baca benar-benar menarik perhatian dan sesuai dengan selera. Sisihkan setidaknya 30 hingga 40 menit sehari untuk membaca dengan tenang.

Memelihara binatang

Ilustrasi (Dominika Roseclay/Pexels)

Studi yang dilansir dari laman Webmd menunjukkan bahwa bersantai sambil bermain dengan anjing atau kucing selama 10 menit terbukti ampuh menurunkan hormon kortisol. Oleh sebab itu, di Amerika banyak mahasiswa yang tertarik mengikuti program pet-to-destress.

Jika Anda memiliki hewan peliharaan, coba sisihkan waktu tambahan bermain minimal 20 menit perhari untuk menurunkan level stres. Jika tidak, Anda bosa mengunjungi rumah adopsi untuk bermain dengan hewan peliharaan di sana.

Baca juga:

- https: https://voi.id/lifestyle/25858/bernyanyi-saat-mandi-efektif-tingkatkan-imunitas-tubuh

- https: https://voi.id/teknologi/16985/selama-pandemi-banyak-orang-berkonsultasi-lewat-telemedis-ke-psikolog

- https: https://voi.id/bernas/1885/kerentanan-bunuh-diri-dan-bagaimana-membantu-mereka-yang-berpotensi

[/see_also]

 

Berjalan di alam

Ilustrasi (Rachel Claire/Pexels)

Ekoterapi atau berjalan di alam bisa kamu lakukan untuk mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa orang yang lebih sering berjalan di alam memiliki tingkat stres lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang jarang melakukannya.

Jadi, mulailah menyapa dunia luar dengan jalan-jalan santai di sekitar rumah dua hingga tiga kali dalam seminggu selama 30 menit. Lalu, rasakan sendiri manfaat yang Anda dapatkan jika kegiatan ini rutin Anda lakukan.

Menjaga komunikasi dengan orang sekitar

Ilustrasi (Armin Rimoldi/Pexels)

Saat merasa sedih, tentu Anda ingin orang bisa ikut berempati. Tapi, Anda pun harus terbuka dengan orang sekitar jika ingin didengarkan. Selalu sempatkan waktu untuk teman dan keluarga. Beri bantuan jika mereka sedang membutuhkan.

Percayalah, jika membantu sesama maka energi positif yang disebarkan akan kembali ke diri sendiri. Jangan jadikan masa pandemi sebagai alasan untuk memutus silaturahmi dengan kerabat atau keluarga. Coba manfaatkan kecanggihan tekonologi untuk terus menjalin komunikasi.