Bagikan:

JAKARTA - Setelah merilis single Tak Apa Tanpamu pada Agustus 2022 lalu dan me-remake lagu Terdiam dari Maliq & D’essentials di penghujung tahun lalu, Chintya Gabriella bersiap kembali dengan single baru dalam waktu dekat.

Pada single kali ini Chintya akan menyanyikan lagu yang diciptakan oleh Doadibadai Hollo atau lebih dikenal dengan nama Badai, kibordis yang besar bersama band Kerispatih. Chintya mengungkap bahwa dirinya telah menyelesaikan proses rekaman dan single itu sendiri akan dirilis bulan depan.

Kolaborasi antara dara kelahiran Medan, 19 Maret 1999 dengan Badai sendiri bukan baru pertama kali. Keduanya pernah tampil bersama dalam konser perayaan yang dibuat kibordis 45 tahun itu.

“Sebelumnya aku sempat punya project sama Kak Badai yang 23 tahun berkarya. Aku me-remake lagu Mengenangmu dari Kerispatih,” ungkap Chintya Gabriella saat mengunjungi VOI pada Rabu, 25 Januari.

Chintya Gabriella (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dari perjumpaan pertamanya dengan Badai itu, Chintya akhirnya berkesempatan untuk menyanyikan lagu orisinal yang dibuat oleh sang kibordis sendiri. Chintya sendiri mengaku bangga, di tahun keempatnya berada di industri musik, diawali dengan kerja sama dengan seorang produser dan pencipta lagu sebesar Badai.

Tidak hanya itu, Chintya juga merasa senang ketika mengetahui bahwa cerita yang disampaikan dalam single terbarunya nanti punya kesamaan dengan apa yang pernah ia alami.

“Konsepnya tentang seseorang yang putus cinta, bisa juga buat orang yg nge-ghosting. Lebih ke ghosting sih sebenarnya, kisah cinta Chyntia juga,” katanya.

“Fun fact-nya, lagu ini kan udah ditulis sama Kak Badai sebelumnya, pas dikasih kok kayak pernah ya ngalaminnya. Menurutku, aku sama pencipta lagu itu kaya suka jodoh gitu. Waktu ceritanya sama dengan apa yang aku alami, ya aku langsung ‘iya kak, kayanya kita harus rilis ini segera deh kak’. Emang relate,” sambungnya.

Chintya Gabriella (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Masih belum ingin terbuka mengenai konsep dari single terbarunya, Chintya sedikit membocorkan bahwa akan ada konsep musik baru yang dibawa, tidak dengan konsep akustik seperti yang selama ini ada dalam sebagian besar karyanya.

Bicara mengenai sosok Badai, bagi Chintya sendiri, sang kibordis merupakan salah satu pencipta lagu yang memiliki keunikan yang tidak dimiliki musisi lainnya. Dan ia merasa bahwa lagu yang diciptakan Badai untuknya akan menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan kariernya ke depan.

“Sebenarnya, single ini jadi harapan buat aku, karena jujur, pertama kali aky ada di industri musik, aku kan dikenal sebagai penyanyi yang nyanyi lagu-lagu yang sedih, lagu-lagu sendu dan galau. Aku berharap di lagu ini bisa bangkit kembali menjadi sosok yang dewasa tapi tetap dengan kegalauannya. Jadi tetap dengan karakter sedih itu,” tuturnya.

Lika-Liku Karir Chintya Gabriella

Chintya Gabriella (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Memiliki nama lengkap Chintya Gabriella Panggabean, solois muda ini terlahir dari keluarga Batak yang menetap di ibukota Sumatera Utara, Medan.

Chintya mengaku mengenal dan mulai menyukai musik dari kedua orang tuanya yang juga suka menyanyi. “Aku kenal musik dari papa dan mama, mereka suka nyanyi. Aku kan orang Batak, di Medan itu kalau ada acara acara selalu identik dengan pesta dan nyanyi-nyanyi, jadi sering lihatin papa dan mama nyanyi,” kisahnya.

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, Chintya mulai memberanikan diri untuk bernyanyi di depan orang banyak. Biasanya, pelantun “Tak Apa Tanpamu” itu bernyanyi pada acara dan ibada di gereja, serta acara-acara keluarga yang ia ikuti.

Menginjak bangku Sekolah Menengah Atas, Chintya yang terinspirasi dari banyaknya orang yang meng-cover lagu di YouTube mulai ikut meng-cover lagu. Mulai menyanyikan lagu orang lain secara sepenggal lewat Instagram, akhirnya Chintya menyanyikan lagu secara utuh, bahkan kerap mengaransemennya kembali sebelum diunggah di kanal YouTube miliknya.

Banyak dari lagu-lagu yang di-cover Chintya merupakan lagu-lagu dari grup band dan penyanyi yang dirilis pada dekade pertama abad 21, dan video tersebut ditonton jutaan kali, sebut saja Dan dari Sheila On 7 (6,4 juta), Merindukanmu dari D’Masiv (12 juta), Terserah dari Glenn Fredly (3,4 juta), Sudah dari Nidji (1,1 juta) dan Salah dari Lobow (3,6 juta).

Bukan tanpa alasan, Chintya mengatakan jika dirinya dekat dengan banyak lagu-lagu dari era tersebut. Pasalnya, keluarga besarnya merupakan pecinta musik Indonesia pada era itu. “Aku sukanya pop Indonesia, apalagi dulu, terutama pas SD. Karena keluarga besar juga suka musik dan dengarinnya band-band tahun 90-an, sampai ke Kerispatih dan Anji juga,” tuturnya.

Chintya Gabriella (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Menurut aku, lagu-lagu lama ini sangat everlasting. Sampai kapanpun, kita masih kangen sama melodi-melodi dari lagu tahun 90-an sampai 2000-an. Dari segi lirik juga,” sambungnya.

Dari Penyanyi Cover hingga Punya Single Original Sendiri dan Masuk Label Mayor

Dikenal luas sebagai salah satu YouTuber dengan konten cover lagu tidak membuat Chintya Gabriella berpuas diri. Ia mulai beranjak untuk menjadi seorang penyanyi yang punya lagu-lagu orisinal sendiri.

Chintya merilis lagu orisinal pertamanya pada tahun 2019 lewat single berjudul Percaya Aku. Perlahan namun pasti, solois yang kini berusia 23 tahun itu konsisten merilis lagu baru tiap tahunnya, tanpa meninggalkan kegiatannya meng-cover lagu di YouTube.

Single perdana Chintya di luar dugaannya berhasil membawanya menjadi nominasi dalam kategori Pendatang Baru Terbaik di Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2020. Namun sayangnya ia harus mengalah dari solois wanita lain, Tiara Andini.

Usaha konsisten gadis Medan itu ternyata tak sia-sia. Ia berhasil membuat salah satu label besar Indonesia, Warner Music Indonesia merekrutnya pada tahun 2022. Di bawah label besar pertamanya itu, Chintya merilis tiga single baru di tahun tersebut, Hanya Dalam Mimpi, Perjalanan Pulang dan Tak Apa Tanpamu.

Bertemu dengan musisi-musisi besar melalui label, Chintya mengaku mendapat pelajaran yang baginya sangat berarti. “Yang aku pelajari sih, sebagus-bagusnya kita menyanyikan lagu seseorang, atau lagu musisi lain, tetap lebih baik menyanyikan karya orisinal kita sendiri. Karena pada akhirnya yang menang itu orisinalnya, walaupun dulu aku musisi cover,” katanya.

Tidak hanya itu, melalui pertemuannya dengan beberapa musisi sekaligus pencipta lagu seperti Anji dan Badai, Chintya juga belajar betapa pentingnya kemampuan mencipta lagu bagi seorang musisi.

Chintya Gabriella (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dari banyak perjumpaannya dengan musisi di bawah naungan Warner Music Indonesia, Chintya juga telah memantapkan pilihannya terhadap genre dan gaya musik yang akan ia usung di industri musik Infonesia.

“Aku sendiri ngerasa lebih cocok ke pop Indonesia. Setelah ketemu sama orang-orang yang aku kenal dekat dan belajar banyak, kayak Kak Anji, aku jadi tahu, ternyata ngecover sama bikin karya orisinal itu beda taste-nya. Kita juga jadi bisa lebih tahu kalau kita itu cocoknya dengan musik seperti apa. Saat itu aku jadi tahu kalau aku cocoknya itu ke pop,” tuturnya.

Mengaku menjadikan Raisa dan Tulus sebagai referensinya dalam bernyanyi, Chintya berharap punya karier yang panjang di industri musik tanah air.

“Aku suka banget sama Tulus dan Raisa, karena dari awal nge-cover aku juga nyanyiin lagu mereka. Sampai sekarang juga masih ngikutin albumnya Kak Tulus dan Kak Raisa. Mereka memotivasi aku, ternyata semuanya itu bisa loh (pinya karier panjang). Mereka aja bisa bertahan sampai sekarang,” kata Chintya.

Dengan banyaknya solois wanita muda di industri musik saat ini, Chintya turut menyambutnya dengan positif. Dimana kategori Pendatang Baru Terbaik di AMI dalam empat tahun terakhir dimenangi oleh solois wanita, pelantun Aku Sayang Aku itu bangga pernah menjadi nominasi dan menjadi bagian dari solois wanita muda berbakat di Indonesia.

“Aku juga lihat sekarang makin banyak solois wanita, ada dari indie juga yabg sekarang udah naik. Aku ngelihatnya bagus banget,” ujarnya.

Dengan maraknya invasi musik dari luar seperti lagu barat dan K-pop, Chintya melihat hal tersebut tak selamanya buruk bagi industri musik dalam negeri. “Keren banget sih, musisi Indonesia jadi punya lebih banyak referensi juga kan. Karena di setiap negara pasti beda-beda yang bisa diambil manfaatnya, dan bisa jadi kesempatan buat kolaborasi bareng juga kan sama musisi luar negeri,” katanya.

Meski kenyataannya semakin banyak anak muda dan remaja yang tertarik dengan musik luar, khususnya K-pop, Chintya yang notabene punya banyak penggemar dari kalangan anak muda tidak menganggap hal tersebut sebagai penghalang untuk tetap berkarya dan memantapkan jati dirinya sebagai penyanyi pop Indonesia.

Menurutnya, industri musik tanah air juga masih terus berkembang, dan setiap penyanyi punya ciri khas tersendiri yang tidak dapat ditiru oleh penyanyi lainnya.

Chintya Gabriella sendiri sudah punya gambaran ideal mengenai kariernya sebagai seorang penyanyi. Tanpa harus menjadi orang lain, ia ingin dikenal sebagai penyanyi pop Indonesia dengan lagu-lagu galau yang juga bisa memberi kekuatan bagi para pendengarnya.

“Karena aku spesialis lagu galau, aku pengin semua orang itu menyadari kalau kita itu pasti sedih pada waktunya. Tapi aku juga pengin lagu-laguku jadi kekuatan. Karena enggak akan ada bahagia juga kalau enggak ada sedihnya. Jadi aku pengin lagu aku itu jadi lagu galau yang bisa ngasih kekuatan juga,” ucapnya.

Berdasarkan pengalamannya dengan para penggemar, Chintya mengaku kerap berkomunikasi dengan mereka yang mengaku merasakan hal serupa ketika mendengar lagu-lagu yang dinyanyikannya. “Aku merasa senang, ternyata yang merasakan lagunya bukan cuma aku, tapi mereka juga bisa relate dengan lagunya,” katanya.

Ingin menjadi penyanyi yang terus belajar dalam berbagai kesempatan, Chintya berharap bisa melahirkan sebuah album di tahun ini. Tidak hanya itu, pertemuan awalnya dengan musisi besar tanah air juga diharap bisa membawanya menjadi penyanyi yang lebih baik dan bisa go international.

“Penginnya sih go international ya. Pengin juga punyaa karya orisinal sebanyak-banyaknya, dan belajar musik dari berbagai cara juga. Karena udah banyak genre sekarang dan yang aku lihat sekarang ini, setelah dilihat ke belakang ternyata banyak yang udah aku pelajari. Aku jadi sadar kalau aku ternyata udah belajar banyak. Jadi aku berharap bisa go international dan belajar hal-hal baru,” pungkasnya.