JAKARTA - Perut buncit merupakan masalah kesehatan yang mesti diwaspadai, karena bisa menyebabkan gangguan lain dalam tubuh. Kondisi ini terjadi karena adanya penumpukan lemak visceral, lemak tidak sehat yang mengelilingi hati dan organ-organ lain di perut.
Semakin banyak penumpukan visceral fat maka semakin tinggi pula risiko terkena penyakit sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya. Kabar baiknya, risiko tersebut bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup dan menghindari makanan tertentu.
Lantas, makanan apa saja yang baiknya dihindari? Melansir laman Eat This, Not That, Kamis, 22 Desember, berikut daftar makanannya.
Sereal
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti sereal di pagi hari dapat menyebabkan lonjakan kadar insulin dalam tubuh. Jika insulin meningkat, Anda akan merasa kurang berenergi dua jam kemudian setelah makan. Saat merasa kurang energi, Anda tentu tidak ingin berolahraga dan timbul keinginan mengonsumsi makanan cepat saji berkalori tinggi untuk mendapatkan ledakan energi dengan cepat.
Efek roller coaster yang dihasilkan oleh kadar gula darah seseorang mengarah pada asupan kalori yang lebih tinggi dan tingkat olahraga yang lebih rendah sehingga ini jadi cara sempurna untuk produksi lemak visceral.
Kopi beku
Kopi dingin tentu saja rasanya sedap. Tapi jika dikonsumsi terlalu sering, dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang buruk. Kopi beku atau es kopi banyak mengandung kalori, sehingga jika sering diminum dapat menyebabkan peningkatan lemak visceral, sejenis lemak interior yang tersimpan di sekitar organ.
Cookies, Cakes, Pastries
Gula rafinasi dan kalori kosong dalam kue dan kue kering menyebabkan resistensi insulin, penumpukan lemak visceral, dan kelebihan berat badan, catat Mescher-Cox. Biskuit, kue, dan kue kering biasanya tinggi kalori, biji-bijian olahan, serta lemak jenuh dan sedikit serat. Efek samping dari konsumsi makanan ini tidak hanya lemak visceral namun bisa meningkatkan kadar kolesterol, termasuk kolesterol LDL.
BACA JUGA:
Daging olahan dan daging merah
Daging olahan, seperti bacon, sosis, ham, daging deli, dan daging merah seperti daging sapi, terutama potongan tinggi lemak seperti ribeye, telah dikaitkan dengan lemak visceral dalam berbagai penelitian. Dalam sebuah studi tahun 2020, asupan daging yang lebih tinggi secara umum dikaitkan dengan lebih banyak lemak visceral, terutama pada wanita berusia di atas 45 tahun.
Donut
Studi tahun 2020 menunjukkan, asupan gula tambahan dikaitkan dengan lemak visceral yang mengelilingi sekitar organ jantung. Lalu, studi lain yang meneliti remaja dengan kelebihan berat badan menemukan, asupan lemak dan gorengan yang lebih banyak dikaitkan dengan akumulasi lemak di sekitar hati. Sedangkan, asupan gula yang lebih tinggi terkait peningkatan lemak visceral di perut.