YOGYAKARTA – Kram sebelum, saat, atau setelah hubungan suami istri disebut dengan dispareunia. Penyebabnya bisa dipicu banyak faktor. Sedangkan kram yang dialami setelah bercinta, umum dialami oleh pria dan wanita. Lantas, apa saja yang menyebabkan sakit dan rasa tidak nyaman setelah aktivitas berhubungan suami istri?
Kram setelah hubungan suami istri, bisa karena ketegangan otot ringan hingga kondisi lain yang membutuhkan perawatan. Seseorang yang mengalami kram terus-menerus atau parah setelah berhubungan seks, harus konsultasi dengan dokter. Untuk penyebab umum yang bisa dialami pria dan wanita, berikut melansir Medical News Today, Rabu, 12 Oktober.
1. Ketegangan otot
Mirip saat berolahraga, ketegangan otot panggul dan perut saat berhubungan seks terkadang bisa menyebabkan kram. Selain otot tegang, dehidrasi dan salah posisi otot juga bisa memicu kram. Kram setelah hubungan suami istri yang disebabkan pemicu ringan ini biasanya akan hilang selama beberapa menit.
2. Orgasme
Tidak banyak yang tahu, ternyata orgasme juga bisa menyebabkan kram. Pada saat orgasme, otot-otot di panggul dan dasar panggul menegang. Kalau terjadi kontraksi yang tidak disengaja, dapat menyebabkan kram sementara waktu setelah berhubungan seks.
3. Masalah usus
Sistem pencernaan yang bermasalah bisa berkaitan dengan rasa sakit pada bagian tertentu setelah bercinta. Ini dapat menyebabkan kram perut yang terjadi karena sembelit dan gas yang menumpuk. Masalah usus lainnya seperti iritasi usus, juga dapat menyebabkan kram.
4. Masalah kemih
Kandung kemih atau sistem kemih yang bermasalah, bisa memicu hubungan seks tidak lagi nyaman. Rasa sakit akan muncul terutama ketika mengalami iritasi. Karena letaknya berada tepat di depan rahim, maka besar pengaruhnya pada aktivitas penetrasi. Ini disebut infeksi saluran kemih atau sistitis interstisial, yang menyebabkan rasa sakit karena panggul dan saluran kemih ditekan.
BACA JUGA:
5. Infeksi menular seksual
Beberapa infeksi menular seksual (IMS), terutama klamidia dan gonore, dapat menyebabkan kram perut termasuk setelah berhubungan seksual. Banyak IMS tidak menimbulkan gejala apapun, jadi perlu secara mandiri melakukan tes secara teratur. Beberapa IMS dikenali gejalanya lewat keluarnya cairan dari penis atau vagina, serta terasa nyeri saat buang air kecil.
Selain kelima faktor penyebab kram setelah hubungan suami istri di atas, kondisi psikologis juga memengaruhi. Ketika seseorang mengalaminya, perlu mengevaluasi adanya trauma emosional. Terkadang, trauma emosional masa lalu dapat bermanifestasi pada ketidaknyamanan fisik atau rasa sakit selama dan setelah berhubungan seksual. Di samping itu, stresor dan kecemasan sehari-hari dapat menumpuk sehingga menyebabkan ketegangan atau kram otot.