Golongan Darah Berkaitan dengan Risiko Mengalami Stroke sebelum Usia 60 Tahun, Menurut Studi
Ilustrasi penelitian tentang golongan darah berkaitan dengan risiko mengalami stroke (Freepik/Rawpixel)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Golongan darah diteliti berdasarkan studi genetik tentang stroke iskemik. Stroke yang disebabkan penyumbatan aliran darah ke otak, yang terjadi pada orang dewasa usia di bawah 60 tahun. Seorang profesor neurologi, Steven J. Kittnet, MD., MPH., mengatakan bahwa jumlah orang dengan stroke awal meningkat. Penelitian untuk mengurangi risiko tersebut akhirnya dilakukan.

Profesor neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore menambahkan bahwa stroke dapat mengancam jiwa, para penyintas berpotensi menghadapi disabilitas selama puluhan tahun. Meski begitu, ternyata sedikit sekali penelitian tentang penyebab stroke.

golongan darah berkaitan dengan risiko mengalami stroke
Ilustrasi penelitian tentang golongan darah berkaitan dengan risiko mengalami stroke (Freepik/lek_suwarin)

Menurut jurnal Stroke yang diterbitkan 2020, mencatat perkiraan sejumlah 10-15 persen stroke terjadi pada orang usia di bawah 50 tahun. Untuk menelusuri bagaimana faktor genetik dapat memengaruhi risiko stroke, para peneliti dilansir Everyday Health, Kamis, 8 September, melakukan analisis 48 studi tentang genetika dan stroke iskemik. Studi tersebut mencakup 16.700 pasien stroke dan 599.237 kontrol sehat yang tidak pernah mengalami stroke.

Penelitian tersebut menemukan hubungan antara stroke dini, atau stroke yang terjadi sebelum usia 60, dan area kromosom yang mencakup gen yang menentukan apakah golongan darah A, AB, B, dan O. Studi tersebut menemukan bahwa orang yang mengalami stroke dini lebih mungkin memiliki golongan darah A dan lebih kecil kemungkinannya memiliki golongan darah O. Faktor risiko stroke pada golongan darah A, 16 persen lebih tinggi terkena stroke dini dibandingkan orang dengan golongan darah lain. Sedangkan golongan darah O berisiko 12 persen lebih rendah terkena stroke dibandingkan dengan golongan darah lainnya.

Brandon Giglio, MD., direktur neurologi vaskular di NYU Langone Hospital, Brooklyn, NY, menjelaskan tentang studi sebelumnya. Bahwa ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara golongan darah dan gangguan pembekuan, seperti deep vein thrombosis dan arteri pulmonalis. Studi tahun 2020 ini mencatat bahwa mereka yang bergolongan darah A atau B lebih mungkin mengembangkan deep vein thrombosis sebanyak 51 persen dan 47 persen arteri pulmonalis.

Meskipun jenis gumpalan arteri dan pembuluh darah memiliki mekanisme serta proses yang berbeda yang menyebabkan stroke. Tetapi temuan ini mungkin mengaitkan hubungan antara golongan darah pasien dan cara tubuh mereka mempromosikan pembentukan gumpalan.

Para peneliti menekankan bahwa peningkatan risiko sangat sederhana dan bahwa orang dengan golongan darah A tak perlu khawatir mengalami serangan stroke dini. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan untuk menjalani diet sehat yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Perbanyak makan buah dan sayur serta mempertahankan berat badan yang sehat.

Penelitian ini, menurut Giglio perlu dilakukan lebih lanjut. Harapannya agar merekomendasikan antisipasi, termasuk menghindari risiko penyakit lainnya, seperti diabetes, yang berkaitan dengan golongan darah.