JAKARTA - Meski bukan pertama kalinya diundang ke istana untuk bernyanyi dalam upacara 17 Agustus, rupanya Dira Sugandi tetap merasa gugup.
"Tetap ya nervous kalau di depan Presiden, pasti kan rasanya beda," kata Dira kepada Antara, Senin, 15 Agustus.
Rencananya Dira akan bernyanyi di upacara penurunan bendera pada 17 Agustus 2022.
Di setiap penampilan, dia selalu berdoa agar diberi kelancaran dan bisa menampilkan pertunjukan terbaik.
Bernyanyi di istana merupakan momen yang selalu memberikan kegembiraan dan membuat Dira merasa tersanjung.
Dira Sugandi baru-baru ini menjajal pementasan monolog, memerankan pelukis Emiria Soenassa dalam episode berjudul Yang Tertinggal di Jakarta yang masuk dalam seri monolog Di Tepi Sejarah.
Monolog ini mengangkat kisah sosok-sosok yang tak banyak diketahui sejarahnya, namun sebetulnya punya andil untuk Indonesia.
Pentas seri monolog musim kedua itu berjudul Yang Tertinggal di Jakarta yang ditulis oleh Felix K. Nesi dan disutradarai oleh Sri Qadariatin.
BACA JUGA:
Pentas ini mengisahkan tentang Emiria Soenassa, seorang pelukis perempuan pertama di Indonesia yang hidup di tahun 1895-1964.
Sosok tersebut digambarkan sebagai seorang pemikir revolusioner dan disebut kedudukannya sejajar dengan Chairil Anwar dan Kartini.