YOGYAKARTA – Pulau Komodo merupakan pulau paling barat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kecantikan lanskap alamnya dikenal di seluruh penjuru dunia. Baru-baru ini, dikabarkan tentang rencana kenaikan tarif wisata ke Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 juta. Disampaikan pagi tadi, Rabu, 10 Agustus, oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bahwa kenaikan tarif akan ditunda hingga tahun 2023. Penundaan tersebut dilaksanakan guna menampung aspirasi publik.
Pada Agustus hingga Desember 2022, tarif masuk ke Pulau Komodo sebagai kawasan Taman Nasional Komodo masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomer 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kehutanan, yaitu Rp 150 ribu.
Berkunjung ke Pulau Komodo, tentu membutuhkan perencanaan matang. Termasuk menyimpan daftar-daftar spot yang akan dikunjungi. Apabila Anda ingin menikmati waktu dekat dengan lanskap alam yang eksotis, berikut spot-spot cantik di Pulau Komodo yang tak boleh dilewatkan.
1. Pulau Padar
Pulau Padar ialah pulau ketiga selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang secara administratif masuk dalam Kecamatan Komodo. Pulau Padar dan Pulau Komodo dipisahkan Selat Lintah. Nah, Pulau Padar tidak dihuni oleh ora atau komodo. Menariknya lagi, Anda perlu sedikit berkeringat untuk menjelajahi dataran yang tak terlalu luas ini. Bukit-bukit kecil dengan vegetasi rendah terlihat cantik di dataran paling tinggi.
2. Giri Laba
Giri Laba atau Giri Lawa merupakan dataran kecil yang dibatasi pantai indah. Lautan biru terlihat membentang luas dengan titik-titik kecil penanda kepulauan. Bagi Anda yang menyukai tracking, siapkan energi dan pakai alas kaki yang nyaman untuk menikmati dataran indah dari ketinggian.
3. Pulau Rinca
Vegetasi di Pulau Rinca mirip seperti di Pulau Padar. Tetapi berbeda dengan Pulau Komodo yang mayoritas ditumbuhi pohon tinggi. Di Pulau Rinca, lebih banyak savana, yang mana kawasan ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1991.
Uniknya di pulai ini, meski jadi habitat komodo juga dihuni oleh warga lokal yang terletak di dua perkampungan, yaitu Kampung Rinca dan Kampung Karora. Dari Labuan Bajo menuju Pulau Rinca membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dengan perahu atau kapal.
4. Batu Bolong
Masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Pulau Komodo, spot diving Batu Bolong termasuk destinasi yang wajib dikunjungi. Batu Bolong merupakan nama pulau batu kecil yang terletak antara selat Pulau Tatawa dan Komodo. Di lokasi ini, taman bawah laut yang indah dapat dinikmati.
5. Pink Beach
Fenomena alam memang benar-benar memesona, salah satunya Pink Beach yang terletak di Pulau Komodo. Pantai ini menjadi salah satu dari tujuh pantai paling indah di dunia. Pantai dengan pasir berwarna merah muda ini, terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai, NTT.
Itulah spot yang tak boleh terlewatkan apabila Anda berjunjung ke Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo.
Menyoal tarif masuk untuk para wisatawan yang menjadi perdebatan, Muhammad Syafaat – Founder & CEO Ayo Jalan Jalan (Konsultan Pariwisata) mengatakan bahwa persoalan Komodo – Labuan Bajo sebaiknya ada pihak ketiga yang ambil peran untuk melakukan mediasi antara pihak-pihak yang terlibat agar solusi bisa segera di sepakati oleh semua pihak. Dalam hal ini salah satu nya yang mungkin ambil peran tersebut adalah GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) sebagai pengayom untuk para pelaku industri pariwisata bisa ambil peran tersebut.
BACA JUGA:
Selain solusi yang ditawarkan di atas, Labuan Bajo merupakan wisata yang eksotis. Yang mana harus segera dicarikan solusinya senafas dengan penuturan Hiro Kristianto, Chairman of Anugerah Pesona Indonesia. Tuturnya, “Kami pernah melaksanakan Malam Puncak Anugerah Pesona Indonesia di Labuan Bajo. Dan menurut kami memang wisata Labuan Bajo dalam hal ini termasuk Komodo dan sekitarnya memang layak menjadi pariwisata kelas premium.”
Ia menambahkan, “Disamping itu, persoalan Komodo – Labuan Bajo ini memang harus segera dicarikan solusinya. Karena jika permasalahan ini sudah selesai, maka Pemerintah Provinsi NTT bisa mengalihkan fokusnya untuk pengembangan destinasi pariwisata lainnya di wilayah NTT yang tidak kalah eksotisnya, seperti Kelabba Madja di Sabu Raijua, Fulan Fehan di Belu dan Fatumnasi di Timor Tengah Selatan.”