Bagikan:

JAKARTA - Baim Wong dan Paula Verhoeven berpikir untuk menjadi fenomena Citayam Fashion Week jadi sesuatu yang serius. Alhasil mereka langsung mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai intelektual properti di Kementerian Hukum dan HAM lewat PT Tiger Wong Entertainment.

Bersama dengan Bonge, Baim menggelar jumpa pers untuk menegaskan bahwa sebenarnya pengajuan HAKI itu atas sepengetahuan Bonge. Dia ingin membuat acara sehingga perlu diurus HAKI-nya.

“Kalau saya ingin mengambil dengan ambisius, gak mungkin lah. Saya minta izin ke Bonge buat apaan gitu. Jam 9 saya whatsapp dia dan saya kasih tau rencana saya. Sesimpel saya nanya, siapa yang punya?” jelas Baim Wong.

“Kalo ada yang punya saya mau minta izin bikin CFW. Karena udah ada sebesar ini harus pemerintah atau publik figur punya andil untuk membesarkan jangan hanya jadi movement saja,” tambahnya.

Fashion Week merupakan sebuah momentum dalam dunia fesyen. Bukan hanya di Indonesia, fashion week sudah menjadi acara tahunan di beberapa negara.

Melihat hal tersebut, Baim Wong berpikir untuk membuat acara yang lebih besar dari Jakarta Fashion Week.

“Jarang sekali orang menengah ke bawah menikmati fashion dan tiba-tiba kita menikmati berbagai macam orang di satu tempat. Sesimpel yuk bikin yuk,” katanya.

Baim Wong mengaku salah ketika mendaftarkan IP Citayam Fashion Week dan menjadi kontroversi. Banyak yang menganggap ia dengan sengaja mengambil keuntungan dari fenomena ini.

“Kesalahan saya itu komunikasinya itu kurang jelas ke kalian bahkan sebelum saya mengambil IP nya itu saya bicara dulu sama Bonge,” kata Baim Wong.

“Saya agak sedih ketika baca mengambil keuntungan si kaya dan si miskin karena itu jauh banget dari pemikiran saya. Tapi balik lagi semua bukan salah mereka karena informasinya buat mereka enggak lengkap,” tambah Baim Wong.