Bagikan:

JAKARTA - Deddy Corbuzier memberi hak jawab terduga pelecehan seksual, JE yang diwakili Pengacara Hotma Sitompul. Sebelumnya, Deddy memberikan ruang kepada Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait untuk membeberkan kasus tersebut dari kaca mata korban.

Hotma Sitompul memberikan peringatan kepada Deddy Corbuzier setelah mengangkat kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh motivator Julianto Eka. “Hati-hati Ded, Anda ini wakil Tuhan lho, pengikutmu jutaan orang. Podcast Anda bisa membentuk opini,” ujar Hotma dikutip dari Youtube Deddy Corbuzier yang diunggah, Senin, 25 Juli.

Hotma menegaskan korban tidak bisa menunjukkan pelecehan seksual. "Kamu fitnah kalau bilang 'kamu cium saya' tapi nggak ada bukti," kata Hotma Sitompul.

Hotma menantang Deddy Corbuzier untuk memutar video untuk buktikan jika ada dalang yang membuat skenario pelecehan seksual.

"Sekarang Deddy tanya, kita kasih tahu, siapa yang merekayasa, ada apa di balik ini, bagaimana ini terjadi, ada buktinya loh, ada videonya, ada pengakuannya," kata Hotma Sitompul.

Namun Deddy tidak berani mengambil kesempatan itu. “Saya hanya sebagai media, saya berada di tengah. Saya tampilkan agar transparan ke publik,” ujarnya.

Menurut Hotma Sitompul, podcast Deddy Corbuzier yang ditonton jutaan orang setiap hari mempunyai pengaruh kuat membentuk opini masyarakat.

“Makanya selalu saya bilang, hati-hati lho. Anda pembawa suara Tuhan. Anda naik ke gunung orang ikut naik, Anda ceburin ke jurang orang nyebur. Saya serius. Itu fakta,” tandasnya, seperti dikutip Solopos.com, Senin malam.

“Saya hanya sebagai media, saya berada di tengah. Saya tampilkan agar transparan ke publik,” ujarnya.

Hotma Sitompul selaku tim kuasa hukum Julianto menyebut kasus yang sedang menjerat kliennya itu adalah rekayasa.

Deddy Corbuzier mempertanyakan soal kabar hakim menolak bukti yang dimiliki korban, pengacara Julianto menampiknya.

“Kata majelis hakim ya sudah itu dilampirkan saja nanti akan kita pertimbangkan, jadi itu bukan tidak diterima, kalau memang ada foto atau video silahkan,” ujar pengacara Julianto.

"Saya punya bukti. Rekayasa mereka, mereka di Bali, dibayarin di hotel, nginep di situ. Jadi mereka dari satu tahun lalu merencanakan ini, bikinlah ini mereka merekayasa Eko Julianto dan SPI-nya mau dibuat hancur," ujar Hotma Sitompul.

Hotma bahkan menekankan agar Deddy Corbuzier berhati-hati supaya tidak menggiring opini publik. Dia yakin persoalan ini hanya persaingan bisnis bukan pelecehan seksual.

“Awalnya saya gak ikut campur, biar anak-anak (pengacara) ini yang ngurusi. Tapi setelah kasus ini viral saya pikir ‘wah saya harus turun’. Dan kasus ini motifnya persaingan bisnis. Ini kan perebutan (bisnis), ujung-ujungnya ya nasi juga,” ujar Hotma.

Belum 24 jam diunggah, video ini sudah ditonton 2,7 juta kali. Warganet yang menontonnya merasa miris.

"Inilah wajah hukum, hanya mencari BUKTI & SAKSI demi membuktikan kebenaran, dengan menafikan KEADILAN!!!," tulis warganet.

"Menonton podcast ini sambil menahan diri untuk tetap bersabar.. Miris mendengarkan statement pengacara2 ini, yang meributkan soal bukti.. Kesimpulan perkataan mereka: boleh melakukan kejahatan asal tidak ada buktinya," tulis warganet lainnya di kolom komentar.