JAKARTA - Film White Building yang menjadi wakil Kamboja di Oscar 2022 diputar di KlikFilm mulai 1 Juli. Film yang disutradarai ileh Kavich Neang ini mengisahkan kehidupan Samnang, 20 tahun, dan dua temannya tinggal di Gedung Putih.
Gedung tersebut menjadi sebuah rumah petak penting di Phnom Penh. Di kota yang berubah dengan cepat ini, ketiga anak laki-laki berlatih menari dengan memimpikan kontes bakat televisi sementara orang tua mereka menjalani gaya hidup yang lebih tradisional.
Tapi Gedung Putih harus dihancurkan. Samnang melihat ayahnya tidak berhasil menyatukan tetangganya yang terpecah atas tawaran kompensasi pemerintah bagi penduduk untuk pindah, dan dia harus menghadapi kepergian sahabatnya dari Kamboja.
Samnang menemukan bahwa lingkungan stabil yang selalu dia sebut rumah berada itu ternyata berada di tanah yang goyah. Perbedaan pendapat generasi muda dan tua menjadi isu menarik di film ini.
"Film ini personal sekali bagi saya. Saya pernah tinggal di sana dan kemudian meninggalkan bangunan itu di tahun 90-an. Sebuah gedung bisa punya cerita sendiri, bagaimana orang menjalankan hidupnya di gedung itu," ujar Sutradara Kavich Neang dalam virtual konferensi pers, Jumat, 1 Juli.
Adegan yang membuat menarik film ini adalah menampilkan kondisi realitas di Kamboja. Salah satunya adegan motor yang ditampilkan di trailer.
"Saya tidak mengambil detail ya percakapan di motor itu, karena saya ingin menunjukkan perasaannya saja. Karena aktonya juga bukan ahli, dan sedikit berbahaya syuting di jalanan. Take-nya berapa kali bisa 20 kali take. Saya rasa masing-masing 10 kali take, tapi adegan itu paling susah ya. Karena harus dua angle yang diperlihatkan," jelasnya.
Kavich memutuskan untuk tidak mengajak aktor yang sudah terkenal di film ini untuk memberi kejutan. Apalagi ceritanya mengambil dudut pandang pemuda.
"Untukku untuk mengambil karakter anak muda itu penting, karena negaraku bukan negara besar. Negaraku punya banyak anak muda, makanya membuat film dengan tema anak muda. Saya banyak terpengaruh oleh film Kamboja, untuk saya perlu membuat film ini untuk memberi pilihan bagi penonton," tegasnya.
Tayang di Indonesia, Kavich merasa antusias. "Saat membuat film saya berharap banyak orang menontonnnya. Saya berharap bisa memberikan dampak pada penonton, mereflesikan mimpi mereka. Saya penasaran dengan apa yang orang akan pikir setelah menonton film ini, jadi saya ingin membaca komentarnya. Saya berharap bisa ketemu langsung dengan penonton di Indonesia untuk film berikutny," pungkasnya.