Bagikan:

JAKARTA - Minions kembali hadir di layar lebar dengan Minions 2: Rise of Gru, ini adalah kelanjutan dari film Minions yang rilis pada 2015 dan berpusat pada kisah Gru (Steve Carell) sebagai remaja berusia 11 tahun yang berupaya meraih impian menjadi penjahat super.

Ceritanya memang berpusat pada kisah Gru, namun inti dari film yaitu tentang peran minions yang menjadi anak buah Gru dalam mencapai tujuannya tidak hilang dan menjadi bagian penting dalam film ini.

Mengambil latar 70-an di Negeri Paman Sam, Gru memulai peruntungannya menjadi penjahat super dengan mendaftarkan diri sebagai anggota kelompok para penjahat super bernama Vicious 6.

Tak disangka- sangka ia rupanya berhasil menerima tawaran wawancara untuk mewujudkan keinginannya namun hal itu tidak berjalan mulus dan Gru justru berbalik menjadi musuh kelompok tersebut saat ingin membuktikan diri bahwa anak kecil pun bisa jadi penjahat super.

Petualangan seru para minions pun akhirnya dimulai setelah Gru diculik secara tiba- tiba dan dikejar- kejar oleh Vicious 6.

Selain minions yang sebelumnya sudah dikenal yaitu Kevin, Stuart, Bob, minions baru bernama Otto juga terlibat dalam petualangan seru kali ini.

Ketika Kevin, Stuart, dan Bob mendalami ilmu bela diri bersama Master Chow (Michelle Yeoh) untuk menyelamatkan Gru dari penculiknya.

Otto juga menjalani perjalanan panjang yang tak kalah menarik untuk mendapatkan "benda berharga" yang bisa menjamin keselamatan nyawa Gru.

Gru yang menjadi korban penculikan pun rupanya ikut mengalami perjalanan unik lainnya dengan membangun persahabatan bersama idola sekaligus mantan Ketua Vicious 6 yaitu Wild Knuckcles (Alan Arkin).

Kyle Balda kembali mengambil peran Sutradara di film kedua bertajuk Minions ini, namun ia tak lagi bersama dengan Pierre Coffin seperti di film pertama.

Meski demikian anda tidak perlu khawatir, karena Pierre Coffin tetap terlibat dalam Minions 2: Rise of Gru dan menjadi pengisi suara untuk semua karakter minions termasuk para minions utama yang sudah dikenal sebelumnya yaitu Kevin, Stuart, dan Bob.

Dengan demikian suara khas Minions yang menggemaskan tetap menjadi ciri khas yang tidak hilang. Berdurasi 1,5 jam, Minions 2: Rise of Gru menjadi formulasi yang pas untuk mengocok perut anda dengan berbagai aksi dan tingkah lucu dari para minions.

Dikutip dari ANTARA, penggambaran karakter tiga tokoh utama minions Kevin, Stuart, dan Bob tetap terasa pas menjaga marwah minions sebagai sosok pengikut yang loyal terhadap tuannya.

Kevin tetap berperan sebagai "otak", Stuart tetap menjaga citranya sebagai "bad boy", dan Bob tetap menjaga perannya sebagai minions paling imut dan polos.

Aksi ketiganya pun tetap menjawab ekspektasi penonton akan minions yang sudah dikenal dunia sejak satu dekade lalu. Kehadiran Otto sebagai karakter minions yang sangat berbeda dari Kevin, Stuart, dan Bob pun menambah daya tarik dan menjadi bagian komedi paling menarik di film ini.

Otto yang digambarkan sebagai minions paling cupu dan selalu ceroboh bisa dibilang menjadi pencuri panggung dan tak boleh anda lewatkan.

Memasuki konten, jika anda pengikut sejati perjalanan Minions dari Despicable Me maka anda tidak asing dengan bahasa yang dipakai minions untuk berkomunikasi terdiri dari campuran bahasa berbagai negara bahkan hingga racauan kata- kata tidak jelas.

Kali ini gaya bahasa minions pun kembali berhasil menjadi salah satu bagian bumbu kelucuan. Bagi penonton Tanah Air dipastikan akan merasa terhibur ketika para minions berbicara beberapa kata- kata dengan Bahasa Indonesia.

Kali ini kosa kata bahasanya pun sudah ditambah, tidak terbatas pada kata "nasi goreng" dan "terimakasih" seperti pada film "Minions" pertama.

Lalu membahas pengambilan latar waktu di era 70-an, bisa dibilang Illumination sebagai rumah produksi berhasil menggaet talenta- talenta yang tepat untuk mewujudkan visual, audio, hingga beberapa ikon menarik di "Minion 2:Rise of Gru" layaknya Amerika Serikat di 1970-an.

Misalnya seperti tampilan salah satu karakter antagonis dari Vicious 6 bernama Belle Bottom yang suaranya diisi oleh Taraji P. Henson secara tepat digambarkan memiliki style pakaian ala disko di era 70-an dengan warna cerah yang kala itu juga memang populer dan berkilau.

Pilihan- pilihan lagunya pun terasa sangat pas dan membuat film keluarga ini tidak terasa membosankan, bahkan untuk orang tua yang menemani putra- putrinya film ini mungkin menjadi ajang bernostalgia dengan beberapa lagu seperti "Turn Up the Sunshine", "Instant Karma!", "Dance to the Music", serta "You're No Good".

Bagi pengulas, komedi "slapstick" yang ditampilkan menjadi keuntungan sekaligus kelemahan dari film ini. Beberapa adegan itu terasa jenaka ketika ditonton oleh orang yang sudah memahami bahwa itu hanya hiburan semata.

Tapi sebagai kelemahan untuk penonton anak- anak yang masih berusia 2-4 tahun tentunya mereka masih tetap harus didampingi orang tua karena ada beberapa adegan seperti menarik baju atau merebut barang yang berpotensi ditiru jika tak diberi pemahaman.

Secara keseluruhan film ini sangat memuaskan khususnya untuk anda yang membutuhkan hiburan dan tertawa dengan lepas.

Animasi ini memang cocok jika diberikan predikat sebagai tayangan untuk Semua Umur (SU) karena memang alurnya tidak bertele-tele dan mudah dicerna.

Bagi orang dewasa, film ini bisa menjadi alternatif nostalgia sekaligus sarana untuk melepas tawa di masa- masa jenuh.

Pesan moral yang ditampilkan pun sederhana namun bermakna dengan harapan penonton bisa mengetahui bahwa bahkan orang jahat sekalipun tetap membutuhkan teman yang bisa hadir untuk terus berbagi suka, duka, serta membuat pengalaman hidup bersama yang menyenangkan.