JAKARTA - Iqbaal Ramadhan sedang berusaha untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan dengan melakukan hal-hal kecil mulai dari selalu membawa botol minum sendiri ke manapun pergi, siap sedia totebag untuk menghindari penggunaan kantong plastik, berusaha untuk tidak menggunakan pendingin ruangan, hingga hemat menggunakan air.
“Aku sering menyinggung soal ini. Dari awal pandemi orang-orang kayak bilang, ‘Jangan lupa cuci tangan 20 detik’. Tapi nggak ada yang bilang, ‘Jangan lupa matiin airnya ketika lagi cuci tangan 20 detik’. Jadi kampanyenya kayak cuci tangan tapi airnya nyala terus,” katanya dikutip dari ANTARA, Senin, 30 Mei.
Selain itu, Iqbaal juga mulai berusaha untuk mengurangi intensitas belanja pakaian baru atau fast fashion di luar urusan pekerjaan profesional. Ia mengaku tidak mempermasalahkan apabila mengenakan pakaian bekas atau thrift fashion.
“Dan lagi-lagi karena aku seorang mahasiswa, aku masak (selama di Melbourne). Masaknya juga secukupnya aja, jadi nggak ada sampah tersisa,” katanya.
Menurut Iqbaal Ramadhan penerapan gaya hidup ramah lingkungan atau berkelanjutan (sustainability) yang konsisten harus dimulai dari bangun kesadaran pada diri sendiri dengan membuat perubahan terhadap hal-hal kecil dalam keseharian.
“Ketika saya punya mindset itu, bahkan ketika tidak ada orang yang melihat dan tidak berada dalam spotlight media atau kamera, saya akan tetap melakukan itu. Saya berharap kita melakukannya bukan karena orang lain, kita melakukannya untuk diri sendiri karena itu value kita,” kata Iqbaal.
Ketika menjalani gaya hidup berkelanjutan yang dimulai dari diri sendiri, menurut Iqbaal, berarti memang dilakukan karena memiliki motivasi “ingin” menjadi individu yang memiliki nilai-nilai tersebut.
BACA JUGA:
“Ini tentang bagaimana value-ku, tentang hidupku, tentang diriku, bagaimana aku berkontribusi, bagaimana aku ingin punya value lebih terhadap bumi ini, bagaimana aku ingin berkontribusi untuk mengurangi climate change, menggunakan plastik sekali pakai, mengurangi food waste, dan lain-lain,” terangnya.
Menurutnya, ketika perubahan bisa terwujud dalam hal-hal kecil pada level individu, maka tujuan untuk menciptakan perubahan isu lingkungan yang lebih besar pun, seperti membantu membatasi perubahan iklim, dapat mulai bertumbuh pada level kolektif. Ia menekankan bahwa perubahan sekecil apapun pada level individu juga akan memiliki dampak.
“Pasti ada efeknya (perubahan kecil itu) walaupun nggak terlihat langsung oleh mata. So keep going what you doing,” ujar aktor berusia 22 tahun itu yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Melbourne, Australia.