Bagikan:

JAKARTA - Usai merayakan hari Lebatan 1443 H, KlikFilm secara ekslusif menghadirkan film produksi Falcon Pictures, berjudul Kambodja. Film besutan sutradara Rako Prijanto ini dibintangi oleh Adipati Dolken, Della Dartyan, Revaldo, dan Carmela van der Kruk.

Cerita ini berlatar belakang kota Jakarta di tahun 1955. Indonesia baru merdeka belum genap 10 tahun. Danti dan suaminya, Sena mendatangi sebuah rumah kos milik Cik Mei. Danti bekerja di perpustakaan sedangkan Sena aktif di sebuah partai. Rumah kosan itu hanya punya tiga kamar. Kamar pertama dihuni Bayu, seorang penulis  lepas kolom opini dan cerita pendek di surat kabar. Sedangkan istrinya, Lastri adalah seorang biduan. Kamar kedua nantinya akan dipakai Danti dan Sena. Sedangkan kamar ketiga, lebih sering kosong, padahal disewa seseorang bernama Erwan. 

Kehidupan kosan berasa sunyi, saat Sena pergi ke luar kota untuk urusan partai. Sedangkan Lastri juga keliling kota untuk bernyanyi di acara kampanye suatu partai. Maklum saat itu bulan-bulan menuju pemilu tahun 1955.

Danti dan Bayu nyaris tidak pernah bercakap. Setiap kali berpapasan di selasar atau ruang makan, keduanya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Seakan itu batasan mereka berdua. Suatu malam, Bayu yang kegerahan membawa mesin tiknya ke ruang tamu. Ternyata di situ duduk Danti tengah mengipas-ngipas kegerahan. Bayu minta maaf dan mau beranjak ke tempat lain. Tapi Danti mencegah, karena udara memang amat panas. Ruang tamu adalah ruangan yang sirkulasinya paling baik, udara mengalir deras. Bayu tersenyum kaku dan mulai mengetik. Ia tak sadar, saat diam-diam Danti beringsut pergi. 

Bayu menyetorkan tulisannya pada Redaktur surat kabar. Redaktur menganggap tulisan Bayu terlalu dangkal. Tulisannya ditolak. Bayu yang kesal, memutuskan pergi ke perpustakaan untuk mencari referensi. Ia tak menduga bertemu Danti di situ. Bayu membaca dan mencatat, hingga lupa waktu. Karena berpapasan di depan perpustakaan saat tutup, Bayu dan Danti mau tak mau berjalan bersama untuk pulang ke kosan. Saat menunggu bis umum, mereka berteduh di bawah pohon Kambodja. Mereka bercakap-cakap untuk pertama kalinya. 

Hidup berjalan terasa membosankan. Danti menunggu-nunggu Sena pulang. Bayu pun selalu ditinggal Lastri. Tanpa sadar Bayu dan Danti memiliki ikatan, karena kesamaan. Sama-sama merasa sepi. Sama-sama diabaikan.

Suatu hari, Danti memeriksa dompet Sena dan mendapatkan tiket perjalanan dari Surabaya. Di kamar sebelah, tanpa sengaja Bayu mendapatkan tiket perjalanan Lastri dari Surabaya. Danti mengajak bicara Bayu. Percakapan itu menguak kisah tentang perselingkuhan Sena dan Lastri. Danti dan Bayu amat terpukul dengan kenyataan itu. Padahal baik Danti dan Bayu punya banyak kesempatan untuk melakukan itu. Tapi mereka tidak pernah mengambil kesempatan itu.

Dalam keadaan terluka, Danti dan Bayu, lupa angin dan arah peta. Mereka tersesat. Hanya sekali itu saja. Kejadian sekali itu, malah membuat Danti menjauhi Bayu, karena merasa bersalah. Sementara itu, Lastri dan Sena sepakat menceraikan pasangan masing-masing. Lastri pergi dari kosan dan meminta cerai pada Bayu. Sedangkan Sena tiba-tiba terkena stroke sebelum menalak Danti.

Sutradara film Kambodja, Rako Prijanto mengaku tidak mengalami kesulitan saat memyutradarai film ini. "Alhamdulillah, semua berjalan lancar, tidak ada kesulitan. Semua pemain berakting secara optimal. Chemistry antar pemain juga sudah terjalin saat proses reading," terangnya dalam rilis yang diterima VOI, Kamis, 5 Mei.

Adipati Dolken juga merasa antusias, dengan tayangnya film Kambodja ini. "Akhirnya setelah lama menunggu film ini tayang juga. Meski baru melihat trailernya, tapi sedikit menghilangkan rasa penasaran," ujar Adipati Dolken.

Hal senada juga disampaikan oleh lawan main Adipati Dolken, Della Dartyan. "Terimakasih mas Rako dan Falcon Pictures, yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk terlibat dalam film Kambodja ini," ungkapnya.

Revaldo juga merasa senang, bisa kembali bekerjasama dengan Rako Prijanto dan Adipati Dolken. "Ini bukan film pertama saya bersama Rako Prijanto dan Adipati Dolken. Mudah-mudahan, film ini bisa menghibur penggemar film Indonesia," ujarnya.