Bagikan:

YOGYAKARTA – Menyiram tanaman, ternyata ada tekniknya supaya efektif dan tidak boros air. Bagi Anda yang memiliki hobi berkebun dan merawat tanaman, apakah sudah mengetahui triknya?

Menanam tanaman tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan mental. Jika Anda merawat atau membudidayakan tanaman edible yang bisa dikonsumsi, kelebihannya akan bertambah. Namun Anda juga perlu mempertimbangkan jumlah air untuk menyiramnya secara rutin. Agar tetap hemat, Anda bisa mengikuti trik dan cara berikut di bawah ini.

1. Pertimbangkan waktu penyiraman

Penelitian yang dilansir The Micro Gardener, Rabu, 30 Maret, menunjukkan bahwa waktu penyiraman berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman dalam pot dengan bahan yang cepat kering, seperti berbahan kulit pinus, sehingga jika diakumulasi lebih boros air.

Penelitian tersebut di atas juga menemukan bahwa tanaman yang disiran setelah pukul 12.00 dan sore hari, dapat lebih subur daripada yang disiram pagi hari. Jadi, siram tanaman pada sore hari supaya tanaman lebih rimbun, sehat, dan kuat.

Sedangkan untuk tanaman di kebun atau tanpa pot, disarankan untuk penyiraman pada pagi hari pada tanahnya. Bukan disiramkan pada daunnya. Ini cara memberi simpanan air dalam tanah untuk menghadapi siang yang terik.

2. Pasang tangki untuk wadah air hujan

Air dari hujan jangan dibiarkan terbuang dan mengalir tanpa dimanfaatkan. Pakailah tangki yang ramping jika area kebun di rumah terbatas. Bisa juga memakai sistem air permanen untuk wadah air hujan.

tips menyiram tanaman agar hemat air
Ilustrasi tips menyiram tanaman agar hemat air (Unsplash/Paulina K)

3. Manfaatkan air rebusan sayur yang sudah dingin

Jika Anda sering mengolah hidangan dengan mengukus atau merebus, daripada membuang airnya di bak cuci, lebih baik tunggu hingga dingin dan bisa jadi air menyirami tanaman. Setelah didinginkan, air sisa rebusan tinggu nutrisi. Dengan begitu Anda juga memberikan pupuk pada tanaman.

4. Pakai pupuk kompos

Pupuk kompos sering dipakai oleh tukang kebun. Mereka memakai jenis pupuk alami ini untuk menahan kelembapan tanah dan membantu mempertahankan nutrisi di tanah. Anda bisa menambahkan pupuk tersebut untuk menghemar air.

5. Pilih pot yang bisa menjaga kelembapan tanah lebih lama

Bahan pot juga memengaruhi ketahanan kelembapan tanah untuk media tanam tanaman Anda. Bahan yang cepat panas, seperti pot dari logam, jadikan opsi terakhir. Sedangkan pot terakota atau tanah liat tanpa glasir akan kehilangan kelembapan lebih cepat daripada pot yang berlapis kaca. Artinya, penting menggunakan campuran pot berkualitas untuk menahan kelembapan.

6. Lapisi mulsa sebagai lapisan pelindung atas

Pada hari yang terik, 70 persen air tanah menguap jika tidak dilapisi mulsa sebagai pelindung atas. Mulsa, merupakan salah satu bahan yang mampu menahan kelembapan terbaik. Bahan ini mencegah penguapan air dari permukaan tanah. Maka disarankan memakai mulsa yang kasar. Mulsa yang lebih kasar memungkinkan air atau hujan mengalir turun ke tanah.

7. Perbanyak bahan organik

Bahan-bahan organik manfatnya kerap tak disadari. Bahan tersebut menyerap air dan menyimpan humus lebih banyak. Tanah liat dengan campuran bahan organik akan lebih cepat menerima air. Sedangkan tanah berpasir yang diubah secara organik dapat menahan air lebih lama sehingga tidak perlu sering disiram.

Manambahkan bahan organik atau kompos, memiliki potensi luar biasa untuk menahan kelembapan, nutrisi, dan membangun kesehatan tanah. Anda juga bisa menambahkan coran cacing, sisa sayuran, mulsa, jerami kacang polong, potongan rumput, dan daun untuk menjaga media tanam lembap lebih lama serta menghemat air untuk penyiraman.

Selain tujuh tips di atas yang bisa Anda praktikkan dalam menghemat air, Anda bisa memilih tanaman dengan daun lebih kecil. Tanaman daun lebih kecil juga menghemat penyiraman. Bahkan tanaman tertentu seperti sirih gading, potos, dan sukulen maupun kaktus tidak perlu sering-sering disiram.