Bagikan:

JAKARTA – Aktivitas sehari-hari yang dilakukan tanpa perencanaan, kerap membuat kondisi tubuh kelelahan. Tak hanya tubuh yang lelah, mental pun juga terasa burnout dan tak punya motivasi. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan perubahan gaya hidup.

Menurut penulis dan psikoterapis dilansir Psychology Today, Sean Grover, LSCW., perubahan gaya hidup secara eksternal atau pendorong dari luar diri, terjadi karena 3 faktor. Pertama, setelah mengalami kehilangan, misalnya kematian orang yang dicintai atau hubungan berakhir tragis.

Kedua, mengalami kesulitan seperti diberhentikan bekerja atau terlilit hutang. Faktor eksternal terakhit ialah peristiwa yang mengirimkan gelombang kejut dalam hidup hingga membuat Anda mempertanyakan pilihan dan mempertimbangkan pilihan baru.

Lanjut Grover lagi, perubahan gaya hidup perlu dilakukan yang ditandai dengan peristiwa berikut ini.

1. Hidup terasa monoton

Meski tanpa perancanaan, tetapi hidup tak ada sukacita atau keajaiban membuat seseorang terjebak dalam pola yang sama dan membosankan. Hari-hari dapat diprediksi dan terasa monoton, setiap momen sama sehingga Anda merasa tak ada yang dinanti-nantikan.

2. Stres kronis

Stres kronis, tidak melulu dipicu pekerjaan menumpuk. Bahkan pekerjaan sederhana pun juga bisa menjadi beban. Misalnya ketika Anda merasa waktu berjalan lambat dan tidak ada sedikitpun semangat untuk mengakhiri hari dengan hal ceria.

3. Kekecewaan

Apakah Anda merasa bahwa setiap orang membuat Anda kecewa? Bahkan ketika sudah melakukan sikap yang baik, terbuka, pun optimis, kekecewaan bisa dirasakan.

Grover tetap menyarankan bahwa setiap pilihan perubahan membutuhkan perencaan. Rencana yang dibuat secara sadar bisa membuat Anda merasa lebih baik. Atau setidaknya tidak merasa kecewa dibelakang hari.

Grover juga menyarankan untuk berbicara pada orang terdekat atau mulailah membuat jurnal tentang pilihan Anda. Semakin Anda sadar dalam memilih perubahan atau menetapkan tujuan pribadi, maka semakin jelas jalan ke depan. Meskipun tidak selalu hasilnya kebahagiaan, tetapi mengubah gaya hidup bisa mengubah perspektif pada masalah yang dialami.