Cara Mengatasi Kondisi Kesehatan Mental  Anak di Tengah Pandemi COVID-19
Potret Ibu dan Anak (Bruno Nascimento/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 tidak hanya mengubah kondisi seseorang secara fisik namun juga mental. Hal ini menjadi kesulitan sendiri bagi orang tua yang memiliki anak dalam masa pertumbuhan.

Pasalnya, secara tidak langsung, pandemi membuat anak-anak mengurangi interaksi sosial yang seharusnya biasa mereka lakukan.

Melansir ABS-CBN pada Sabtu, 22 Agustus, Dr. Jacqueline Navarro, seorang psikiater dan dokter anak mengungkapkan adanya kemungkinan seorang anak dan remaja bisa menghadapi kondisi kesehatan mental karena pandemi.

Hal ini bisa terjadi karena kurangnya interaksi dengan teman-teman sebaya. Padahal di manapun seorang anak berada, biasanya ia melakukan interaksi dengan teman lainnya.

Jika orang tua membiarkan kondisi anak yang merasa sendiri dan cemas, nantinya kondisi ini berujung pada kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi atau kecemasan.

Navarro pun menjelaskan ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan orang tua untuk memastikan kebutuhan sosial anak dapat terpenuhi.

Komunikasi

Selalu peduli dengan anak dengan mengecek kondisinya dalam beberapa jam sekali. Ketika hendak berbicara dengan anak, Anda bisa mendengarkan keluh kesahnya dan biarkan ia mengatakan apa yang ia inginkan.

Hubungan

Hubungan yang positif antara orang tua dan anak adalah salah satu faktor penting dalam pertumbuhan anak. Lakukan aktivitas bersama baik offline dan online. Beberapa pilihannya ada membaca buku, berolahraga, makan bersama, atau bermain video game serta memasak bersama.

Rutinitas

Seorang anak memiliki kondisi emosional yang belum terkendali dengan baik. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan anak-anak menjalani rutinitas secara runut dan fleksibel. Ajarkan anak untuk mengetahui aktivitas yang sesuai dengan waktunya, contohnya waktu tidur.

Jika ketiga aspek itu tidak bisa terjalankan dengan baik, Navarro menyarankan orang tua untuk menghubungi tenaga profesional. Pada intinya, anak masih membutuhkan orang tua untuk membuat rasa aman di tengah situasi seperti ini.

Terkait