Bagikan:

JAKARTA -  Pasukan metal asal Ujungberung, Bandung, Burgerkill menyemburkan album mini berjudul Killchestra dalam format CD. Dalam album yang sebelumnya dirilis dalam versi piringan hitam ini, terselip doa untuk personel mereka yang telah meninggal dunia, Ivan Scumbag.

Di album ini Burgerkill mengajak Fadly Padi untuk membacakan doa di lagu Tiga Titik Hitam. Lagu tersebut merupakan ditulis oleh mendiang  Ivan Scumbag.

"Kami kirim doa aja lewat lagu ini biar yang mendengarkan lagu ini bisa mengamini. Ini kado Burgerkill untuk almarhum," kata gitaris sekaligus leader Burgerkill, Ebenz saat konferensi pers virtual, Selasa, 18 Agustus.

Ebenz melanjutkan, ide membuat album ini terjadi secara tidak sengaja. Awalnya, mereka hanya ingin membuat sebuah konser musik.

see_also]

- https://voi.id/lifestyle/9476/bon-jovi-luncurkan-lagu-tunggal-i-do-what-you-can-i

- https://voi.id/lifestyle/9620/unduh-video-porno-anak-di-bawah-umur-gitaris-band-metal-ini-diancam-25-tahun-penjara

- https://voi.id/lifestyle/10209/band-black-metal-ini-tuding-marilyn-manson-curi-pose-i-signature-i-nya-untuk-kebutuhan-promo

[/see_also]

Ide pun terus bergulir hingga tercetus untuk merilis album mini yang dirangkum dari album pertama hingga keempat serta memberikan rasa baru pada Burgerkill.

"Idenya sederhana saja, kita pengin eksplorasi ke area baru dan esensi baru dan gimana sensasi baru dari mendengarkan musik Burgerkill. Karena memang bakal seru dan banyak pengalaman yang bisa digali karena yang kami mainin belum sampai ke sana dan kita pengin dapat rasa baru di Burgerkill," ujar Ebenz. 

Ada enam lagu yang masuk dalam Killchestra. Selain Tiga Titik Hitam, ada Anjing Tanah, Penjara Batin, An Elegy, Only the Strong, dan Angkuh.  Burgerkill juga berkolaborasi dengan Alvin Witarsa untuk menggarap orkestranya.

Proses rekaman yang berlangsung di Praha ini berlangsung dengan cepat yakni selama 3,5 jam. Musik orkestranya sendiri dimainkan oleh 60 pemusik.

"Alvin sudah ada kenalan di Praha, jadi kami pikir pasti ngerjainnya lebih cepat. Jadi kami putusin, ayo kita rekaman di sana, ternyata setelah datang ke sana dari Indonesia kami cuma bawa partitur, ternyata prosesnya cepat sekali," jelas Ebenz.