Bagikan:

JAKARTA - Nirina Zubir tak bisa membendung emosi sejak awal menceritakan kasus mafia tanah yang menimpa almarhum ibunya. Mantan asisten rumah tangga (ART), Riri Khasmita yang dipercaya ibunya untuk mengurus sertifikat tanah justru mencurinya.

Sejak Nirina menjelaskan ada enam aset tanah dan bangunan atas nama Ibundanya Cut Indria Marzuki yang telah dilakukan perpindahan nama, air mata dan kemarahan Nirina seolah tak terbendung. Ada 4 alasan mengapa Nirina jadi mudah emosi.

1. Pelaku Dipercaya Penuh Ibunya

Rasa amarah itupun bukan karena Riri menjadi tersangka. Tetapi, lantaran pengkhianatan yang dilakukan mantan asisten tersebut.

Dulu, Riri dikatakan sebagai orang yang tak memiliki apapun. Bahkan, dibenci oleh keluarganya sendiri.

"Khususnya adalah kepada saudara Riri yang ibu saya selamatkan dari keluarga tirinya yang tidak menerima dirinya," ujar Nirina di Polda Metro Jaya, Kamis, 19 November.

Tapi, Cut Indramartini yang merupakan ibu Nirina Zubir justru memperlakukan Riri dengan baik. Dia diberi pekerjaan hingga akihirnya berpengaruh dengan keadaan ekonomi yang membaik. "Dibawa ke rumah ibu saya, diberikan pekerjaan yang layak, ini dia orangnya (Riri)," kata Nirina.

Kebaikan yang selama ini diberikan justru berujung penghianatan. Riri memalsukan 6 sertifikat tanah milik Cut Indramartini yang akan diwariskan kepada anak-anaknya.

2. Mengurus Penipuan dengan Perhiasan Ibunya

Nirina Zubir tidak kuasa menahan air mata saat menceritakan tentang almarhumah ibunya. Sebagai seorang anak, Nirina Zubir merasa almarhumah ibunya belum tenang karena kasus mafia tanah menimpa keluarganya.

“Ibu saya sudah 2 tahun yang lalu dia meninggal tidak tenang. Dia ada note (catatan), ‘uang aku ada tapi pada ke mana ya’. Terus surat belum kelar-kelar ya,” kata Nirina Zubir seraya menangis saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 17 November 2021.

Dari catatan yang ditinggalkan ibunya, Nirina juga akhirnya tahu bahwa Riri meminta uang Rp30 juta untuk mengurus surat tanah. "Ibu saya memang sedikit pelupa, saya selalu sarankan untuk membuat catatan. Saya bersyukur ibu mengikuti yang saya katakan. Di catatan ibu menulis penjualan kalung gelang Rp30 juta untuk mengurus surat tanah," kata Nirina.

Bukan surat tanah ibunya yang dibuat, Riri justru mengurus balik nama atas dirinya dengan memalsukan tanda tangan ibu Nirina. Bahkan untuk biaya, Riri masih menggunakan uang dari ibu Nirina.

3. Sampai Meninggal Ibu Menikmati Hartanya

Nirina menyebut alasan tak bisa menahan emosi karena mendiang ibundanya belum menikmati hasil kerja kerasnya. Tetapi, tersangka ini justru menjual dan menggadaikan 6 lahan milik ibundanya tersebut.

"Kenapa saya emosi sekali, karena ibu saya belum pernah sekalipun menikmati dari hasil jerih payahnya," kata Nirina.

Semasa ibundanya hidup, kata Nirina, tak sedikitpun gaya hidup mewah ditunjukan. Untuk berpergian, ibunya hanya menggunakan transportasi umum.

"Ibu saya ke mana-mana masih naik kereta, masih naik angkot, tapi beliau-beliau ini yang punya mobil baru dan bisnis baru," tandas Nirina.

4. Pelaku Tak Menyesal

Emosi Nirina seolah kembali memuncak saat menyempatkan melihat Riri yang berada di belakangnya saat konferensi pers. Nirina menyatakan Riri seolah tak ada rasa penyesalan.

Alasannya, tak ada kata maaf dari wanita itu. Padahal, polisi telah menyatakan dia bersalah. "Berat sekali hati saya untuk ketemu, dan tidak ada sedikitpun niatan untuk memohon maaf, jalan saja. menatap mata saya dengan sebegitunya, event di saat seperti ini kamu (Riri) masih berani menatap mata saya seperti itu," kata Nirina Zubir.