JAKARTA - Sukmawati turut merayakan hari Raya Galungan yang d iperingati pada 10 November 2021 tahun ini. Hari Raya Galungan dilaksanakan setiap 210 hari sekali, ditentukan berdasarkan wuku, tepatnya pada Rabu (Budha) Kliwon Wuku Dungulan.
Masyarakat umat Hindu biasanya memulai persembahyangan dari rumah sejak pagi hari. Tempat ibadah di rumah pun juga dihiasi oleh kain-kain berwarna. Umat Hindu biasanya juga pergi ke pura untuk bersembahyang.
Tak terkecuali Sukmawati yang baru saja memeluk agama Hindu secara resmi. Melalui Instagram, Sukmawati membagikan fotonya usai sembahyang di Pura. "Setelah sembahyang dengan Satya di Pura Agung Taman Sari, Halim," tulisnya dikutip Rabu, 10 November.
Unggahan ini disambut positif oleh Arya Wedakarna, President The Sukarno Center Tampaksiring yang juga President The Hindu Center of Indonesia. Dia mengunggah ulang foto Sukmawati.
BACA JUGA:
"@sukmawatisukarnoputri LUAR BIASA Ibu Sukmawati Sukarno Putri usai di Sudi Wadani langsung merayakan Hari Galungan pertama kalinya di Jakarta dgn bersembahyang di Pura Hindu Halim Perdana Kusuma. Sehat terus nggih Tuniang Sukmawati," tulisnya.
Pro dan kontra usai Sukmawati memeluk agama Hindu masih saja terus dibicarakan. VOI pun mewawancarai Arya Wedakarna yang mewakili pihak Sukmawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.
Kepada VOI, Arya Wedakarna bercerita banyak tentang beberapa hal yang terjadi usai Sukmawati Soekarnoputri memeluk agama Hindu. "Seorang Sukmawati Soekarno pindah agama lama ke Hindu, buat saya ini bukan masalah Hindu dengan agama lain. Sesama agama saja ada yang masih berseteru. Yang kita perhatikan tokoh agama yang positif saja. Yang lain-lain itu bagian konsekuensi kita berbangsa," katanya.
Adanya komentar negatif dari warganet, lanjutnya, tidak serta merta ditanggapi secara hukum. "Kalau misalnya sudah masuk ranah menistakan agama, misalkan bukan sosok Sumatawi yang difitnah, masuk ranah agamanya, tentu 8 juta pemeluk Hindu di Indonesia tidak akan tinggal diam. Tanpa komando ibu Sukmawati ya pasti bergerak," tegasnya.