NUSA DUA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap model bisnis usaha kecil dan menengah di Bali dapat menjadi contoh usaha kerajinan sejenis di daerah-daerah lain di Indonesia.

"Saya pikir ini jadi contoh di daerah, model di daerah, IKM (Industri Kecil Menengah) Bali Bangkit ini jadi model untuk menjadi contoh ternyata bisa membangun industri kecil menengah," kata Wapres Ma'ruf saat mengunjungi Pameran Industri Kecil Menengah (IKM) Bali Bangkit di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Bali, Selasa, 30 Agustus.

Pameran Bali Bangkit Tahap 7 Tahun 2022 tersebut diselenggarakan mulai 19 Agustus hingga 12 September 2022.

"Jadi dengan adanya IKM Bali Bangkit ini yang dulunya tempat ini disewakan, lalu diubah jadi tidak ada penyewaan, gratis, sehingga para seniman itu kemudian bisa memamerkan produk IKM bisa berlangsung tanpa harus menyewa," imbuh Wapres.

Menurut Wapres, IKM Indonesia Bangkit yang berada di bawah pembinaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali tersebut juga memberikan kurasi, bimbingan dan promosi bagi pelaku IKM.

"Jadi tempat ini jadi semacam 'trading house'. Ternyata pada masa pandemi menurut yang tadi saya dapat informasi, justru pemasaran mereka meningkat, melalui pemasaran digital. Jadi ini suatu perubahan besar," ungkap Wapres dilansir ANTARA.

Wapres juga memuji hasil karya para pelaku IKM yang juga pelaku seni tersebut karena memiliki banyak produk unik.

"Saya lihat tadi banyak motif yang unik-unik, ternyata setelah diberikan tempat ini kemudian kreativitas dan inovasinya tumbuh dan melahirkan berbagai kreasi. Saya lihat tadi ada tas dari kunyit dan diukir dengan berbagai gambar dengan berbagai macam dan juga motif kain, dan juga ada kaca yang diproses jadi lampu dan berbagai produk yang unik, meja dan sebagainya," jelas Wapres.

Saat mengunjungi pameran IKM, Wapres serta istri Wury Ma'ruf Amin tidak lupa berbelanja berbagai produk.

"(Belanja) macam-macam, saya ya belanja ada kain, baju, cincin. Ibu (Wury) juga belanja. Kebetulan Ibu juga Ketua Umum Dekranas jadi beliau sangat antusias melihat dan membeli baju macam-macam," imbuh Wapres.

Wapres pun menyempatkan waktu untuk berdialog dengan seorang pelukis disabilitas I Gede Agus Mertayasa yang memamerkan langsung kebolehan melukisnya didampingi sang ibu, Ni Made Rosanti.

"Ini diberi gambaran untuk melukis atau belajar sendiri?" tanya Wapres kepada sang ibu.

"Otodidak saya juga kurang tahu, inspirasi sendiri dia Pak," kata Rosanti.

Meski tidak dapat berbicara dan berjalan, namun Agus Mertyasa dengan lincah menggoreskan pensilnya di atas kertas. Saat itu ia sedang menggambar Garuda Wisnu Kencana.

"Dia paling suka gambar dewa-dewa Bali, ada juga (pemandangan) alam," ungkap Rosanti.

Lelaki kelahiran 14 Agustus 1998 tersebut menggambar dengan dikeliling lukisan-lukisannya yang sudah diberi pigura maupun yang telah dicetak di kaos serta lukisan yang dilukis di atas kulit kambing.

"Agus pernah sekolah sampai SMP, lalu belajar sendiri, hasil penjualannya sudah banyak juga," tambah Rosanti.

"Setelah ada IKM seperti apa?" tanya Wapres.

"Agus bangga dan senang diperkenalkan ke masyarakat dan mancanegara sampai dibantu Ibu Kapolri, dicarikan dosen untuk menambahkan ornamen-ornamen Bali," ungkap Rosanti.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)