シェア:

JAKARTA - Spanyol harus bekerja keras menyingkirkan tuan rumah dan tim unggulan Jerman dengan skor 2-1 di perempat final Euro 2024. Pelatih Spanyol Luis de la Fuente mengaku puas dan bangga atas penampilan terbaik pemain asuhannya dalam laga yang digelar di Stadion Stuttgart Arena, Stuttgart, Jumat, 5 Juli 2024 malam WIB.

Jerman benar-benar menjadi lawan berat Spanyol. Lewat permainan apik yang ditampilkan kedua tim, Spanyol baru bisa unggul lewat Dani Olmo di menit 51. Olmo sendiri merupakan pemain depan yang bermain di Bundesliga Jerman dengan memperkuat Leipzig.

Dirinya masuk menggantikan Pedri yang terpaksa ditarik keluar dari cedera saat pertandingan baru berjalan delapan menit. Bahkan Pedri yang dihajar gelandang Toni Kroos tampak menangis akibat cedera ligamen pada lutut kirinya.

Saat Spanyol diprediksi bakal memenangkan pertandingan, Jerman berhasil membuyarkan asa lawannya lewat gol Florian Wirtz.

Menariknya, Wirtz yang saat ini bermain di Bayer Leverkusen bakal pindah ke Spanyol. Dirinya dikabarkan sudah mencapai kesepakatan dengan raksasa La Liga Spanyol Real Madrid.

Skor 1-1 bertahan sampai akhir laga sehingga dilanjutkan extra time. Di babak tersebut, Spanyol berhasil unggul saat sundulan Mikel Merino menaklukkan kiper Manuel Neuer di menit 119.

Olmo juga berperan dalam gol Merino. Umpan matang dia diteruskan oleh Merino dengan baik.

Spanyol akhirnya menang 2-1 atas pasukan Julian Nagelsmann dan lolos ke semifinal untuk bertemu Perancis yang menyingkirkan Portugal lewat drama adu penalti.

Menanggapi sukses La Roja ke empat besar dan membuka peluang meraih titel juara, De la Fuente menuturkan dirinya merasa bangga dengan penampilan pemain. Mereka bermain dengan hati dan tak menyerah saat kemenangan Spanyol tertunda di menit terakhir.

"Saya bangga dengan para pemain. Mereka merupakan pemain dalam tim yang memiliki komitmen tinggi. Mereka menjadi teladan bagi bangsa dan negara kami. Mereka juga menjadi teladan bagi atlet pria maupun wanita yang ingin terus meningkatkan kemampuan diri setiap hari," ucap De la Fuente.

"Tim ini bermain dengan hati. Saya tahu itu. Mereka punya ambisi dan penampilan mereka kian membaik hari demi hari. Mereka tak lelah untuk berupaya meningkatkan diri. Saya bangga melatih mereka," kata dia lagi.

Laga besar itu memang berlangsung keras. Wasit Anthony Taylor pun harus mengeluarkan tidak kurang 16 kartu kuning dan satu kartu merah untuk bek Spanyol Dani Carvajal.

Bek yang meninggalkan Real Madrid akhir musim ini melakukan pelanggaran dengan menarik gelandang Jamal Musiala yang hendak melakukan penetrasi di menit terakhir pertandingan.

Taylor pun mengeluarkan kartu kuning kedua yang disusul kartu merah untuk Carvajal. Ironisnya, tak lama kemudian pertandingan berakhir. Carvajal pun terpaksa absen di laga semifinal melawan Perancis.

Meski diwarnai hujan kartu, namun De la Fuente menilai laga memang keras tetapi tidak menjurus kasar. Menurutnya pertandingan tersebut masih kalah keras atau bahkan kasar dibandingkan pada era 1980-an.

"Saya pernah bermain pada era 1980-an. Bila Anda menyaksikan video pertandingan tahun 1980-an, Anda bisa tahu bagaimana sepak bola dimainkan pada waktu itu. Dan saat itu saya sama sekali tidak takut. Seorang pemain pernah berkata kepada saya, 'Apakah yang Anda inginkan [di pertandingan sepak bola]? Ingin dapat ciuman?' Ini yang menjadikan saya tak pernah ciut nyali saat bertanding," ucap De la Fuente.

"Ini adalah sepak bola. Saya tak takut menghadapinya. Namun ada batas pada pertandingan sepak bola. Saya pun tak pernah mengeluh bila lawan bermain keras," katanya.

Kemenangan atas Jerman, menurut De la Fuente, tak membuat tim larut dalam euforia. Pasalnya, Spanyol masih akan menghadapi laga berikutnya yang tidak kalah ketat.

"Kami tentu senang dengan keberhasilan ini. Tetap lusa adalah hari yang berbeda dan kami harus siap menghadapi laga berikutnya. Kami memang senang tetapi tidak larut dalam euforia. Kami tetap dalam kontrol," ucap De la Fuente.

Sukses melangkah ke semifinal menjadikan Spanyol menjaga peluang meraih trofi Eropa untuk keempat kalinya. Spanyol terakhir kali menjadi juara Eropa pada 2012.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)