シェア:

JAKARTA - Merek otomotif dari Swedia, Volvo mengumumkan bermitra dengan Breathe Battery Technologies dalam mengembangkan versi terbaru perangkat lunak pengisian daya yang dipatenkan serta didukung algoritma pada mobil listrik di masa mendatang.

Breathe bermarkas di London, Inggris, merupakan perusahaan startup yang fokus pada pengembangan perangkat lunak dalam hal manajemen baterai dengan tujuan berkontribusi pada elektrifikasi yang berkelanjutan.

Sistem ini akan terhubung ke dalam platform manajemen baterai yang dikembangkan sendiri oleh Volvo demi mengoptimalkan kinerja teknologi dan memangkas waktu pengisian daya menjadi lebih cepat.

“Waktu pengisian daya menjadi lebih cepat, menunjukkan langkah besar ke arah yang benar seiring kami terus meningkatkan mobilitas listrik dan menyediakannya bagi lebih banyak orang,” kata CEO Tech Fund Volvo Cars Ann-Sofie Ekberg, dalam keterangan di laman perusahaan, Jumat, 15 Maret.

Menurut perusahaan, sistem ini dapat mengisi daya mobil listrik Volvo dari 10 hingga 80 persen dalam kondisi pengisian sebanyak 30 persen, dengan tetap mempertahankan kepadatan dan jangkauan energi yang sama.

Tidak hanya itu, pemangkasan waktu pengisian daya ini akan bertahan sepanjang siklus penggunaan baterai tanpa mempengaruhi status ketahanannya.

Dengan demikian, kemitraan ini juga sejalan dengan perencanaan strategis yang ditetapkan oleh perusahaan, yakni menjadi pemimpin dalam pengembangan EV premium dan menjadi brand elektrifikasi sepenuhnya pada 2030 mendatang.

Pada tahun 2023 lalu, pabrikan berbasis di Gothenburg, Swedia ini meraih penjualan global sebanyak 708.716 unit. Dari jumlah tersebut, 113.419 unit di antaranya dari EV dan 152.561 kendaraan dari plug-in hybrid (PHEV).


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)