JAKARTA - Memvalidasi perasaan anak berarti mengakui apa yang dirasakan anak saat itu, entah itu senang, sedih, marah, atau emosi besar lainnya. Tanpa menghakimi, mengharapkan, atau mengomentari apa yang “seharusnya” mereka rasakan.
“Memvalidasi bukan berarti memperbaiki, mengoreksi, mengajarkan, atau memberi saran,” jelas Annia Palacios, seorang konselor profesional berlisensi di Texas dan Florida serta pemilik praktik daring, Tightrope Therapy, melansir Psych Central, Senin, 17 Maret.
Validasi emosi mengajarkan anak-anak bahwa merasakan dan mengekspresikan emosi mereka adalah hal wajar. Orang tua yang memvalidasi emosi anak memodelkan bahwa wajar jika hidup terkadang merasa sakit hati, takut, atau sedih.
Memvalidasi emosi anak dapat membantu mereka mengembangkan kecerdasan emosional dan ketahanan. Selain itu, ada empat manfaat lainnya yang perlu diketahui, yaitu:
Keterikatan dan kepercayaan yang aman
Hal ini juga dapat membangun kepercayaan antara Anda dan anak, menciptakan keintiman yang lebih besar dan keterikatan yang aman.
“Ketika Anda memvalidasi pengalaman seorang anak, Anda memberi tahu mereka bahwa mereka memiliki ruang aman untuk berbicara dan memproses apa yang mereka alami,” kata Palacios.
Keamanan ini dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan mengatasi masalah. Dan belajar untuk mempercayai diri mereka sendiri saat mereka tumbuh dewasa, tambahnya.
Kecerdasan emosional
Manfaat validasi emosional juga dapat membantu membangun kecerdasan emosional pada anak-anak.
“Memahami emosi diri sendiri mendorong perkembangan psikologis yang sehat dengan mengajarkan anak memperhatikan keadaan emosional mereka,” jelas Kate Monahan, seorang psikolog perkembangan dan pendidik kehidupan keluarga bersertifikat.
BACA JUGA:
Pengaturan emosi
Monahan mengatakan bahwa ketika validasi emosi dipadukan dengan bimbingan dan percakapan penuh kasih sayang dengan orang tua, anak-anak juga dapat mempelajari strategi penanganan untuk menangani emosi mereka dan mengekspresikan perasaan mereka.
Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit:
- ledakan emosi
- amukan
- disregulasi emosi
“Anak-anak memiliki emosi yang sama dengan orang dewasa, [tetapi] sebagian besar anak tidak memiliki keterampilan verbal untuk mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dari orang tua mereka. Itulah sebabnya banyak anak berperilaku tidak menyenangkan,” jelas Fonseca.
Semakin banyak orang tua dan pengasuh memvalidasi perasaan dan emosi anak saat mereka marah, semakin kecil kemungkinan mereka berperilaku buruk, lanjutnya.
Harga diri dan ketahanan
Melalui keterampilan mengatasi masalah ini, anak-anak dapat membangun harga diri dan pengalaman realitas yang seimbang secara emosional. Serta keterampilan mengatasi masalah yang mereka butuhkan untuk menghadapi hal-hal sulit.
Hal ini dapat membantu mereka menjadi lebih baik. yang dapat menurunkan risiko timbulnya depresi dan kecemasan, menurut penelitian tahun 2016. Validasi emosional dapat menanamkan rasa percaya diri pada anak-anak untuk bekerja secara produktif melalui emosi mereka sendiri dan menjauh dari situasi tidak sehat atau berbahaya.