Partager:

JAKARTA - Pasca merampungkan akuisisinya terhadap Twitter, si pemilik baru Elon Musk langsung membuat gebrakan-gebrakan baru di platform media sosial tersebut.

Salah satunya adalah rencana merevisi verifikasi akun. Menurut apa yang telah VOI laporkan sebelumnya, di mana pengguna harus berlangganan Twitter Blue dengan harga 4,99 dolar AS (Rp77,8 ribu) per bulan atau kehilangan lencana "terverifikasi" mereka, jika proyek ini bergerak maju.

Namun, belum sempat terlaksana, beberapa pengguna Twitter sudah mengeluhkan adanya email phishing yang dikirimkan ke akun Gmail mereka yang kemudian mengarahkannya ke Google Documents dengan tautan ke Situs Google. 

Seorang editor keamanan TechCrunch, Zack Whittaker membagikan email phishing yang diterimanya di Twitter. Menurutnya, ada orang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan ketidakpastian verifikasi ini.

"Kekacauan verifikasi Twitter yang sedang berlangsung sekarang menjadi masalah keamanan siber. Sepertinya beberapa orang (termasuk di ruang redaksi kami) mendapatkan email phishing kasar yang mencoba mengelabui orang agar menyerahkan kredensial Twitter mereka," tulis Whittaker dalam cuitannya.

Tidak hanya dirasakan oleh Whittaker, tampaknya email phishing ini diterima juga oleh orang lain, termasuk seorang reporter nbcnews juga mengeluhkan hal serupa di Twitternya.

Adapun isi email phishing tersebut adalah:

"Jangan kehilangan status Terverifikasi gratis Anda, Lencana verifikasi akan menjadi 19,99 dolar AS (Rp311,8 ribu) per bulan untuk beberapa pengguna setelah 2 November 2022. Pengguna ini adalah pengguna yang tidak dapat kami verifikasi sepenuhnya sebagai orang terkenal atau terkenal. Anda perlu memberikan konfirmasi singkat agar Anda tidak terpengaruh oleh situasi ini. Untuk menerima lencana verifikasi secara gratis dan permanen, harap konfirmasikan bahwa Anda adalah orang yang terkenal. Jika Anda tidak memberikan verifikasi, Anda akan membayar 19,99 dolar AS (Rp311,8 ribu) setiap bulan seperti pengguna lain untuk mendapatkan lencana verifikasi."


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)