JAKARTA – Memori hari ini, 10 tahun yang lalu, 20 Desember 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan meresmikan SMA Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia. Peresmian itu dilakukan supaya anak dari pekerja migran Indonesia dapat menempuh pendidikan.
Sebelumnya, pekerja migran punya andil penting membangun perekonomian negara. Mereka dijuluki pahlawan devisa. Belakangan pemerintah mulai menunjukkan kepeduliannya kepada pekerja migran. Salah satunya lewat pendidikan.
Malaysia jadi salah satu negara yang menjadi tujuan dari pekerja migran Indonesia. Kondisi itu telah berlangsung dari era Orde Lama. Bahasa yang tak jauh berbeda dan biaya yang murah jadi alasan utama Malaysia didatangi.
Belum lagi urusan pendapatan yang lebih banyak bisa dihasilkan dari Indonesia. Kondisi itu membuat mereka dianggap pahlawan devisa oleh pemerintah. Namun, negara belum benar-benar hadir memberikan pelindungan kepada mereka.
Isu-isu nasional masih mendominasi fokus pemerintah. Semuanya berubah kala pemerintah era SBY mulai menghadirkan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Lembaga itu mulai memikirkan nasib pekerja migran di luar negeri.
SEE ALSO:
Mereka yang merasa ditipu kontrak bisa segera melaporkan untuk mendapatkan pelindungan. Pun pemerintah mulai hadir dengan mengistimewakan pekerja migran. Derajat pekerja migran coba diangkat.
Segala macam fasilitas dari keberangkatan dan penempatan pekerja migran mulai dipikirkan. Pelindungan akses pendidikan terhadap keluarga pekerja migran coba dihadirkan pula. Narasi itu mencoba memberikan gambaran bahwa negara benar-benar hadir.
Negara mulai menunjukkan perhatian lebih kepada mereka yang disebut sebagai pahlawan migran. Sekalipun masih dalam bentuk terbatas.
“Sebagai salah satu negara pengrim pekerja migrant terbesar di Asia Tenggara, dapat dikatakan bahwa di Indonesia investasi sumber daya manusia secara terencana dan matang untuk persiapan bekerja ke luar negeri masih sangat terbatas,” ujar Aswatini dan kawan-kawan dalam buku Migrasi sebagai Investasi untuk Peningkatan Daya Saing Pekerja Migran Indonesia di Pasar Global (2019).
Kepedulian negara tak hanya muncul dari BNP2TKI. Kemendikbud pun ikut andil memikirkan nasib anak-anak dari TKI. Kemendikbud mulai membangun sekolah-sekolah Indonesia, utamanya di Malaysia. Ambil contoh di Kinabalu.
Pekerja migran Indonesia di sana bejibun. Sekolah Indonesia dari SD SIKK hingga SMP SIKK telah dibangun. Belakangan di era Anies Baswedan jadi Mendikbud telah dibangun pula SMA Sekolah Indonesia Kota Konabalu SMA SIKK.
Puncaknya, SMA SIKK diresmikan Anies Baswedan pada 20 Desember 2014. Anies berharap para orang tua terus mendorong anak-anaknya supaya masuk sekolah. Sekolah dianggap Anies sebagai jalan anak-anaknya untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Kala itu jumlah peserta didik SIKK mencapai 729 siswa. Masing-masing terdiri dari 381 siswa SD, 224 siswa SMP, dan 124 siswa SMA/Paket C. Pemerintah pun ke depan akan mencoba untuk membangun sekolah-sekolah Indonesia lainnya di kawasan yang banyak pekerja migran.
"Selanjutnya menjadi tugas orangtua dan guru untuk mendorong anak-anak terus belajar mencapai impiannya di masa depan yang lebih baik," ujar Anies sebagaimana dikutip laman Tribunnews, 20 Desember 2014.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)