YOGYAKARTA – Calon presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo sempat menyinggung soal sistem senjata otonom dalam debat capres yang ketiga dengan tema pertahanan dan keamanan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu membayangkan Indonesia memiliki Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) dengan teknologi mutakhir. Dia mengatakan, pertahanan Indonesia harus berlapis dan terintegrasi se-Nusantara.
“Kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum dan sistem senjata otonom,” ucap Ganjar.
Lantas, apa itu sistem senjata otonom? Berikut informasi selengkapnya.
Apa itu Sistem Senjata Otonom?
Dikutip dari laman resmi Komite Palang Merah International, senjata otonom adalah senjata apapun yang memilih dan menggerakkan kekuatan terhadap sasaran tanpa perlu campur tangan manusia.
Seseorang mengaktifkan senjata otonom, akan tetapi bisa saja mereka tidak mengetahui secara spesifik siapa atau apa yang akan diserang, maupun di mana atau kapan serangan tersebut akan terjadi.
Hal ini karena senjata otonom dipicu oleh sensor dan digerakkan oleh perangkat lunak. Perangkat lunak mencocokkan apa yang dideteksi sensor di lingkungan dengan ‘profil target’.
Profil target itu bisa berbentuk kendaraan militer atau pergerakan seseorang. Yang memicu aksi adalah kendaraan atau korbannya itu, bukan penggunanya. Artinya, bila target sudah cocok dengan sistem, profil target otomatis akan diserang oleh senjata otonom.
Salah satu contohnya adalah sistem anti rudal yang akan langsung menembak ketika sensor mendeteksi profil target.
Sementara Departemen Pertahanan Amerika Serikat mendefinisikan sistem senjata otonom sebagai “sistem senjata yang setelah diaktifkan, bisa memilih dan menyerang target tanpa intervensi lebih lanjut oleh operator manusia”.
“Ini termaasuk sistem senjata otonom yang diawasi manusia, dirancang untuk memungkinan operator manusia mengesampingkan pengoperasian sistem senjata, namun dapat memilih dan menyerang target tanpa lebih jauh masukan manusia setelah aktivasi,” sambung Depertemen Pertahaan AS, dikutip dari The American Society of International Law, Senin, 8 Januari 2024.
Dalam menentukan dan menyerang profil target, sistem senjata otonom dituntut untuk memahami maksud dan arah pada suatu tingkat yang tinggi, serta dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai keadaan yang diinginkan tanpa intervensi manusia.
Cara Kerja Sistem Senjata Otonom
Sistem senjata otonom sekali diaktifkan akan bergerak dan bekerja secara mandiri. Dalam menentukan sasarannya, sistem senjata otonom akan dengan sendirinya memproses informasi yang telah diperoleh dan melalui suatu pemograman khusus akan menentukann apakah suatu objek merupakan sasaran yang tepat dan metode serta bagaimana akan menangkap sasaran atau ‘profil target’ itu. Semuanya dilakukan secara independen, alias tanpa intervensi manusia sedikitpun.
VOIR éGALEMENT:
Sebagai informasi tambahan, tidak semua sistem senjata otonom menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk menjalankan tugas tertentu.
Kemampuan otonom dapat diberikan melalui tugas yang telah ditentukann sebelumnya atau rangkaian tindakan berdasarkan parameter tertentu. Hal ini memungkinkan sistem untuk mempuat keputusan independent atau menyesuaikan perilaku berdasarkan perubahan keadaan.
Demikian informasi tentang apa itu sistem senjata otonom. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)