Partager:

TULUNGAGUNG - Manajemen RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur menyediakan kompleks pemakaman khusus untuk orang tak dikenal di lahan seluas 140 meter persegi yang masih terawat hingga sekarang.

Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dan pegawai RSUD dr. Iskak Tulungagung melakukan tabur bunga dan berdoa bersama di kompleks pemakaman itu di Desa Rejoagung, Tulungagung.

Dengan dipimpin Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Zuhrotul Aini, Sp.A. para nakes dan pegawai yang mayoritas petugas dari Instalasi Kedokteran Forensik juga melakukan bersih-bersih dan perawatan makam.

"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian RS terhadap masyarakat," kata Zuhrotul dilansir ANTARA, Jumat, 8 Juli.

Dia mengatakan pelayanan yang mereka lakukan tak hanya pada warga yang punya identitas, tapi juga pada mereka yang tidak punya identitas.

"Makam ini sering kami bersihkan, juga sebagai bentuk pelayanan kami kepada mereka," ujarnya.

Makam ini sudah mulai dimanfaatkan padahal tahun 2009 hingga 2015. Sebab sesuai dengan peraturan bupati, jenazah orang tak dikenal dimakamkan di desa tempat orang itu ditemukan.

Total ada 144 makam yang berhimpitan di lahan seluas 140 meter persegi itu yang terdiri atas 113 makam orang dewasa dan 31 makam bayi di pemakaman ini.

Kegiatan yang dipelopori keluarga besar Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RSUD dr. Iskak Tulungagung ini berlangsung khidmat, diawali dengan pembacaan doa kemudian dilanjutkan tabur bunga.

“Karena kondisi makam yang terus bertambah, kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan terbitlah keputusan bahwa makam untuk pasien maupun korban yang tidak diketahui nama/identitas maupun asal-usulnya, dikembalikan ke desa setempat atau lokasi ditemukannya,” katanya.

Meski telah terbit aturan yang baru, pihaknya terus melakukan perawatan makam secara berkala agar kondisinya tetap layak

“Kami telah membentuk tim khusus dari teman-teman IKF. Mereka yang melakukan perawatan secara berkala," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RSUD dr. Iskak Tulungagung Bogi Andri Gistanto.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)