Eksklusif, Meski Kurang Suara Calonkan Anies Baswedan, Hidayat Nur Wahid Tegaskan PKS Terus Melobi Partai Koalisi di Pilpres

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah mengumumkan secara resmi dukungan untuk Anies Baswedan sebagai cagub yang berpasangan dengan Sohibul Iman (AMAN). Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc, MA, mereka memang baru punya 18 suara, masih dibutuhkan 4 suara lagi sebagai syarat minimal untuk mengusung pasangan cagub dan cawagub. Kini PKS dan juga Anies akan melobi partai koalisi di pilpres 2024 untuk berjalan bersama di Pilkada Jakarta.

***

Anies Rasyid Baswedan, SE, MPP, PhD. memang bukan kader PKS, namun elektabilitas dan popularitas yang tinggi membuat PKS tertarik untuk mengusungnya. Sejatinya bukan cuma PKS yang tertarik, PKB malah lebih dulu mewacanakan Anies berpasangan dengan Kaesang Pangarep untuk pilkada Jakarta. Sedangkan PDIP malu-malu kucing tertarik dengan sosok mantan Mendikbud di Kabinet Kerja pada periode pertama Presiden Jokowi itu.

Rekam jejak hubungan Anies dan PKS tercatat terjadi pada pilkada Jakarta 2017. Saat itu kata Hidayat Nur Wahid, dengan jiwa besar PKS berkorban untuk melapangkan jalan Anies Baswedan. “Saat Anies tampil di pilgub Jakarta dan akhirnya terpilih, PKS sudah berkorban dengan menarik kadernya Mardani Ali Sera agar Anies bisa masuk bursa cagub. Dan yang menandatangani penarikan itu Sohibul Iman, relasi dengan Anies itu sudah lama terjalin. Jadi ini bukan masalah borongan, tapi ada chemistry,” katanya.

Memang untuk pilkada Jakarta 2024 ini tak satu pun partai yang punya “golden ticket” untuk mengusung cagub dan cawagub. PKS yang jadi pemenang pileg 2024 pun, hanya mendapat 18 suara. Perlu minimal 4 kursi lagi untuk bisa memenuhi persyaratan mengusung cagub dan cawagub. Artinya PKS harus berkoalisi dengan partai lain.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu, kata Hidayat Nur Wahid, sudah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Dalam pertemuan itu, Surya Paloh mempersilakan PKS untuk mengumumkan Anies Baswedan sebagai cagub, dan mereka akan menyusul kemudian. Sedangkan untuk PKB yang juga rekan koalisi bersama NasDem di Pilpres lalu masih terus dilobi. “Presiden PKS sudah berbicara langsung dengan Surya Paloh. Patokan kita itu saja,” ujarnya kepada Edy Suherli, Bambang Eros, dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di Gedung Nusantara 1 DPR RI, Senayan Jakarta Pusat, belum lama berselang. Inilah petikannya.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, mengungkapkan rekam jejak hubungannya dengan Anies Baswedan sudah terjalin sejak lama. (Foto: Bambang Eros, DI: Raga Granada VOI)

PKS mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman, aksi ini direspons beragam, yang paling lantang datang dari PKB, rekan koalisi PKS di Pilpres lalu, apa respons Anda?

Apa yang dilakukan Presiden PKS mengumumkan Anies Baswedan berpasangan dengan Sohibul Iman, kalau merujuk dari harapan masyarakat agak telat. Komunitas pemuda, emak-emak, aktivis, kelompok agama, dan sebagainya sudah menanti-nanti agar PKS mengumumkan calon gubernurnya. Saat tak juga diumumkan muncul rumor kalau ada tekanan tertentu. PKS ini partai kader, jadi mendengarkan aspirasi kader, rakyat dan umat. Sejak 25 Mei 2024 pimpinan PKS sudah memutuskan untuk mengusulkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur yang didampingi oleh kader PKS. Baru kemudian pada 20 Juni 2024 diumumkan oleh DPP PKS. Jadi kami ini dianggap telat mengumumkan hal ini.

Mengapa baru dipublikasikan 20 Juni 2024, hampir satu bulan setelah diputuskan?

Kami ingin melakukan uji publik, apakah yang diputuskan DPP PKS ini sesuai dengan aspirasi masyarakat. Ternyata mereka mengapresiasi termasuk komunitas non-muslim pada 19 Juni 2024 Himpunan Warga Gereja Indonesia datang ke DPP PKS. Dipimpin Pendeta Shephard Supit, mereka menyampaikan aspirasi agar PKS kembali mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur Jakarta. Ini mengoreksi berbagai framing yang ada selama ini seolah-olah PKS tak disukai non-muslim. Setelah kami umumkan tanggapan amat beragam, terutama saat diumumkan nama Sohibul Iman sebagai calon wagub.

Yang paling reaktif merespons pengumuman ini adalah PKB, mereka menganggap PKS memborong, Anies adalah representasi dari PKS, sementara wakilnya juga dari PKS, apa tanggapan Anda?

Kami menghargai aspirasi yang muncul. Tapi yang pertama kali menyebut nama Anies sebagai calon gubernur Jakarta itu PKB. Pasangannya saat itu Kaesang. Kalau mereka boleh mewacanakan mengapa PKS tidak boleh. Soal Anies identik dengan PKS, mari kita uji. Pada pilpres lalu PKB, PKS dan NasDem mencalonkan Anies. Hasil pileg 2024 di Jakarta, PKS bertambah 2 kursi, sedangkan PKB naik 100% dari 5 menjadi 10 kursi. DPR RI PKS tidak bertambah, sedangkan PKB naik 200% dari Jakarta, dari 0 menjadi 2 kursi. Jadi pemilih di Jakarta itu lebih banyak memilih PKB daripada PKS. PKB lebih banyak dapat coattail effect daripada PKS di Jakarta. Jadi apa buktinya menyebut Anies identik dengan PKS.

Secara organisasi kami dengan Anies memang dekat. Sebagaimana dia dekat dengan banyak pihak. Saya pertama kali bertemu dia saat jadi Ketua MPR. Ketika kunjungan di Amerika saya bertemu Anies, saat itu dia masih kuliah. Saat Anies tampil di pilgub Jakarta dan akhirnya terpilih, PKS sudah berkorban dengan menarik kadernya Mardani Ali Sera agar Anies bisa masuk bursa cagub. Dan yang menandatangani penarikan itu Sohibul Iman, jadi relasi dengan Anies itu sudah lama terjalin. Jadi ini bukan masalah borongan, tapi ada chemistry. Relasi dengan Anies itu sudah berlangsung lama. Kalau dilihat hasil pemilu 2024, Anies tidak identik dengan PKS. Justru dengan PKB. Ini kesempatan bagi PKB untuk menjadikan Anies sebagai kader atau pimpinan.

Apakah pasangan AMAN  ini harga mati atau masih bisa diutak-atik?

Secara prinsip kami sudah menyatakan ini adalah pasangan AMAN, memang ada yang mau pindah dari AMAN ke tidak AMAN? Hehehe. Ini adalah ijtihad kami untuk memberikan pasangan yang serius untuk memimpin Jakarta. Sohibul Iman itu mantan Presiden PKS. Dan saat dia memimpin suara PKS naik luar biasa. Pemilu 2014 suara PKS 8,4 juta lebih dan setelah dia memimpin suara PKS naik menjadi 11 juta lebih. Dia sukses memimpin PKS. Dia menjadi Rektor Paramadina menggantikan Nurcholish Madjid. Kuliahnya di IPB lalu lanjut S2 dan S3 di Jepang. Kami memberikan calon dengan kualifikasi bagus sekali. Sohibul Iman memenuhi kriteria untuk memimpin Jakarta yang akan menjadi kota global setelah tak lagi jadi ibu kota negara.

Ketika PKS mencalonkan Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, partai lain boleh berkoalisi atau mengusulkan calonnya sendiri. (Foto: Bambang Eros, DI: Raga Granada VOI)

PKS hanya 18 kursi, perlu minimal 4 kursi lagi untuk bisa mengusung calon gubernur, partai mana yang sudah didekati?

Kami memang tidak bisa kerja sendirian. PKS dan Anies akan berusaha mencari rekan koalisi. Anies amat senang dengan keputusan PKS dengan argumentasinya. Dia berterima kasih dengan keputusan PKS. Kami yakin bisa menggandeng rekan koalisi untuk mengusung pasangan AMAN. Dia ingin melanjutkan kesuksesan dulu. Saya yakin Anies tidak ingin kalah lagi seperti pilpres kemarin. Presiden PKS Ahmad Syaikhu sudah menemui Ketum Partai NasDem Surya Paloh. Dan kedatangannya diterima, PKS dipersilakan mengumumkan lebih dulu dan mereka akan menyusul. Kalau NasDem bergabung sudah lebih dari target, apalagi kalau PKB dan PDIP juga.

Untuk NasDem apa sudah ada kepepakatan hitam di atas putih?

Belum, tapi kita memahami kondisinya. Dan kerja sama dengan NasDem sudah terjalin di pilpres kemarin. Itu adalah modal besar untuk saling percaya.

Sekjen NasDem bilang oke dengan Anies, namun untuk wakil mereka tampaknya punya usul yang lain, bagaimana menanggapi hal ini?

Presiden PKS sudah berbicara langsung dengan Surya Paloh. Patokan kita itu saja.

Ada yang bilang apa yang dilakukan PKS ini adalah fait accompli untuk partai yang lain, respons Anda?

Tidak ada fait accompli dari kami, semuanya terbuka. Setiap partai (yang memenuhi syarat) bisa menyodorkan calonnya, kalau setuju jalan bareng alhamdulillah. Kalau tidak, ya kami tidak bisa memaksa. Semua partai pasti ingin menang, dan kami menyodorkan pasangan yang pas untuk Jakarta. Apalagi ini ada kader PKS, kami akan all out.

Anda amat yakin dengan Sohibul Iman, mengapa tidak menjadikannya sebagai calon gubernur saja?

Kami harus rasional dan melihat situasi dan kondisi yang ada. Anies elektabilitasnya amat tinggi, kita tidak perlu membenturkan diri dengan keadaan ini. Kami mencalonkan Sohibul Iman sebagai wakil artinya kami tidak egois, sebagaimana pada pilkada Jakarta sebelumnya. Kami ingin menghadirkan kemaslahatan yang besar kepada warga Jakarta. Kesuksesan Anies memimpin Jakarta akan kita lanjutkan. Ada program operasional tempat ibadah yang diakui oleh umat beragama, bahkan mereka yang ada di Sulawesi Utara iri dengan program yang diusung Anies Baswedan itu.

Jadi rasionalnya PKS itu mendukung Anies Baswedan dan mengusulkan calon wakil dari PKS?

Ya, pemenang pemilu di suatu daerah itu wajar kalau kadernya menjadi calon pemimpin di ajang pilkada. Kami tidak ingin pengalaman 2017 terulang. Saat itu PKS mendukung calon yang akhirnya terpilih, tapi kami tidak dapat apa-apa. Dijanjikan wakil gubernur saat Sandiaga Uno tidak lagi menjadi wakil, eh malah tak jadi.

Apa lagi yang PKS ingin titipkan pada pasangan AMAN?

Kami mengharapkan Anies Baswedan melanjutkan sukses memimpin Jakarta saat menjadi Gubernur. Tentu Jakarta sekarang tidak lagi seperti dulu. Namun, banyak program yang berhasil masih bisa dilanjutkan dengan modifikasi di sana-sini. Meski statusnya bukan ibu kota negara, saya berkeyakinan sampai 30 tahun ke depan Jakarta tetap akan menjadi ibu kota Indonesia. Tidak mudah untuk memindahkan ibu kota. Pelantikan Prabowo pun masih akan di Jakarta. Anies dan Sohibul Iman punya kompetensi untuk memimpin Jakarta yang akan menjadi kota global.

Banjir dan macet masih menjadi problem akut Jakarta, apa pesan untuk pasangan AMAN agar bisa mengatasi soal ini?

Jakarta akan masuk dalam satu wilayah aglomerasi, jadi tidak sendirian. Akan terkait dengan Depok, Bekasi, Tangerang bahkan Cianjur. Kalau wilayah ini bisa dikelola dengan konstruktif, saya yakin dua persoalan itu akan mampu diselesaikan. Soal kemacetan, sebagian besar pekerja yang ada di Jakarta berasal dari wilayah aglomerasi. Soal banjir, kalau ditangani secara bersama juga bisa diselesaikan, karena hulunya ada di Bogor. Pasangan AMAN ini bukan sebagai antitesis bagi pemimpin terpilih. Mereka bisa jadi bagian dari upaya mensukseskan kepemimpinan Prabowo-Gibran. Karena PKS dan Anies pernah bekerja sama dengan Prabowo, posisinya tidak harus antagonistik dan berseberangan, tapi berbarengan dan bersinergi dalam membangun bangsa dan negara.

Kita doakan semoga terealisir, tapi untuk sampai ke sana jalannya masih panjang?

Ya, kami paham, siapa yang cepat belum tentu dapat. Dan siapa yang terlambat ya jadi telat. Dalam ajaran agama Islam, niat baik itu harus segera dilaksanakan. Kalau kita ingin melanjutkan program Anies yang terbukti berhasil dan mengusulkan Sohibul Iman, mengapa harus ditunda. Kalau perlu disegerakan. Dan itu termasuk kami menyerap aspirasi dari akar rumput yang ingin Anies kembali dicalonkan.

Karena aksi ini ada pihak yang kurang happy itu urusan lain?

Ini kan bagian dari dinamika politik. Pada saatnya nanti saya yakin akan ada solusi terbaik, ya win-win solution. Cuma untuk sampai ke sana butuh proses. Itu bagian dari seni berkomunikasi, politik akan mencari kemaslahatan yang lebih besar untuk rakyat. Semoga kemenangan pasangan AMAN bisa menjadi berkah untuk semua. Seperti kata Anies Baswedan, dia akan kembali menjadikan Jakarta; maju kotanya, bahagia warganya.

Saat mengumumkan pasangan AMAN, Presiden PKS menyeru kepada kader dan pengurus yang hadir untuk mensukseskan Pasangan AMAN, untuk akar rumput strategi apa yang akan diterapkan?

PKS itu bekerja bukan saat menjelang pilkada atau pilpres saja, kader kami bekerja dan berkampanye sepanjang waktu. Ketika sudah tiba masanya kami tinggal menyosialisasikan di akar rumput soal aksi yang harus diambil untuk memenangkan pasangan AMAN.

Untuk Jakarta apakah masih rawan money politics?

Kita punya pengalaman di tahun 2017 saat memenangkan pasangan Anies dan Sandi. Warga Jakarta itu kritis dan secara ekonomi lebih baik dari daerah lain. Tapi kita tetap waspada dengan aksi-aksi yang mengarah kepada money politics. Kami dan semua pihak akan awasi hal ini. Saran saya berkompetisilah secara fair di Jakarta. Jangan ada manipulasi, intimidasi dan kecurangan dan lain-lain. Pilkada Jakarta harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam berdemokrasi.

 

Hidayat Nur Wahid Tetap Bugar dengan Olahraga

Keseimbangan antara aktivitas politik dan olahraga benar-benar dijaga oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, agar kesehatannya tetap prima. (Foto: Bambang Eros, DI: Raga Granada VOI)

Bagi Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc, MA, antara spiritualitas dan menjaga kesehatan dan kebugaran adalah hal yang beriringan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan keluarganya. Kebugaran yang diraihnya kini didapat dari dimensi itu. Tak heran jika di usia sekarang dia tetap bugar dan sehat.

“Alhamdulillah saya tumbuh dan besar dari keluarga yang mementingkan spiritualitas agama yang bagus, namun juga memperhatikan kesehatan dan kebugaran. Ayah dan kakek saya terbiasa berolahraga dan juga pengajian serta membantu masyarakat. Pengajian, puasa sunnah, salat tahajud sudah menjadi kebiasaan keluarga kami,” kata pria kelahiran Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, 8 April 1960.

Menurut Hidayat, harus berani menyisihkan waktu di tengah kesibukan yang terjadi setiap hari. “Kita harus berani mengambil waktu berolahraga meski kesibukan tiada henti. Kalau kita mengikuti irama kegiatan tidak akan ada habisnya,” ungkapnya.

Ia memilih bulu tangkis sebagai olahraga yang dilakoninya secara rutin. “Saya masih memakai hitungan badminton jadul, yang game-nya 15. Jadi lebih asyik karena alot untuk meraih angka,” kata Hidayat yang bermain di sport center DPR RI bersama anggota DPR RI dan staf sekretariat DPR RI.

Karena bulu tangkis termasuk olahraga high impact, Hidayat berusaha meminimalisir risiko dengan pemanasan yang cukup. Satu lagi dia tidak akan memaksakan diri. “Harus tahu diri, saat main pun jangan ngoyo, kalau kok tidak bisa dikejar tak usah jungkir balik. Kalau malamnya kita rapat hingga larut malam atau terlalu lelah, paginya jangan main badminton,” ujar Wakil Ketua MPR RI ini.

Olahraga Adalah Ibadah

Bagi Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid olahraga adalah aktivitas ibadah, ia akan menyiapkan diri sedemikian rupa agar manfaat olahraga maksimal didapat. (Foto: Bambang Eros, DI: Raga Granada VOI)

Ada filosofi yang selalu dipegang Hidayat Nur Wahid, bahwa olahraga itu adalah ibadah. “Karena olahraga itu sebagai ibadah kita harus mempersiapkannya dengan baik. Dan ingat badminton itu olahraga bukan adu raga. Kalau adu raga bisa menjadi keseleo dan sakit,” kata pria yang menjadi dosen studi Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dosen pascasarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga di Universitas Asy-Syafi'iyah Jakarta.

Karena menjadikan olahraga sebagai ibadah, ia selalu menyiapkan diri dengan sebaik mungkin. Sama seperti ketika hendak melakukan ibadah lainnya. “Kalau kita sudah menyiapkan dengan baik, melakukan olahraga juga dengan baik yakin hasilnya juga akan baik,” terangnya.

Sebagai pencinta bulu tangkis, ia amat menggemari legenda bulu tangkis andalan Indonesia; Rudi Hartono. “Rudi Hartono adalah pemain yang fenomenal. Waktu dia merajai bulu tangkis dunia, saya masih kecil. Waktu itu di kampung saya belum ada televisi. Kami mendengarkan siaran pertandingannya melalui radio tetangga. Itu seru sekali, meski hanya bisa mendengarkan,” kata Hidayat yang juga menyukai permainan Anthony Sinisuka Ginting.

“Memang dia suka up and down permainannya. Tapi kalau sedang berada di puncak performanya, Ginting adalah seorang pemain yang luar biasa. Kalau ganda saya suka dengan permainan pasangan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Meski sudah senior tapi mereka bisa menjaga prestasi. Tidak kalah dengan pemain muda,” kata pria yang biasa disapa Ustadz ini.

Latihan dengan Pemain Nasional

Tak boleh memaksakan diri, itulah tips  Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid dalam melakoni olahraga bulu tangkis. (Foto: Bambang Eros, DI: Raga Granada VOI)

Hidayat dan tim bulu tangkis DPR RI pernah berlatih dengan pasangan ganda putra kebanggaan Indonesia; Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. “Kami juga pernah sparring partner dengan Hendra dan Ahsan,” kata Hidayat yang menyerukan kepada generasi muda untuk punya kesibukan dan berolahraga.

Selain untuk olahraga, bagi Hidayat bulu tangkis juga sebagai sarana untuk mempererat persahabatan. “Saya dan tim PKS pernah membikin turnamen bulu tangkis di Jakarta dan Solo. Lewat acara ini kita bisa mempererat persahabatan. Jadi tak semata olahraga,” katanya dengan menambahkan bahwa fokus berolahraga bisa mengurangi dampak terpapar judi online dan pornografi.

Satu lagi saat bermain badminton, lanjutnya, bisa tertawa lepas dan berteriak. “Kalau sudah di lapangan kita bisa berteriak lepas. Saya kalau main tetap berorientasi menang, tapi tidak harus dengan sepenuh tenaga, bisa juga dengan trik dan tipuan,” ujar Hidayat yang selain badminton juga melakoni sepeda statis dan senam di rumah ketika tak bisa bermain bulu tangkis.

Ia bersyukur masih bisa mengonsumsi banyak makanan. “Tapi saya lebih suka makanan tradisional Jawa, seperti tempe dan tahu, gudeg, botok, lodeh, pecel, urap, dan sebagainya,” ujar Hidayat Nur Wahid yang menyempatkan pulang ke kampung halamannya di Prambanan saat ada kegiatan di Solo atau Yogyakarta.

"Saat Anies Baswedan tampil di pilgub Jakarta dan akhirnya terpilih, PKS sudah berkorban dengan menarik kadernya Mardani Ali Sera agar Anies bisa masuk bursa cagub. Dan yang menandatangi penarikan itu Sohibul Iman, jadi relasi dengan Anies itu sudah lama terjalin. Jadi ini bukan masalah borongan, tapi soal kemistri,"

Hidayat Nur Wahid