JAKARTA - Hyundai Motor Company dan Kia Corporation telah meluncurkan Integrated Greenhouse Gas Information System (IGIS). Menariknya IGIS ini menggunakan platform pelacak emisi karbon yang terintegrasi dengan jaringan Hedera Hashgraph (HBAR).
Informasi saja IGIS platform inovatif yang dirancang untuk memantau, mengukur, dan mengelola emisi karbon di seluruh operasi mereka. Langkah ini menegaskan komitmen kedua produsen otomotif tersebut terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
IGIS memanfaatkan teknologi blockchain untuk memastikan integritas dan keamanan data emisi karbon. Dengan menggunakan metodologi Life Cycle Assessment (LCA), platform ini mampu mengumpulkan data dari berbagai tahap siklus hidup kendaraan, mulai dari produksi hingga distribusi.
Data ini kemudian digunakan untuk menghitung jejak karbon dan memprediksi emisi gas rumah kaca di seluruh rantai pasokan. Integrasi dengan Supplier CO2 Emission Monitoring System (SCEMS), yang sebelumnya diumumkan bekerja sama dengan Hedera, semakin memperkuat kemampuan IGIS dalam menyediakan data yang akurat dan transparan.
SCEMS menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dengan jaringan Hedera untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam pelacakan emisi di rantai pasokan. Dengan integrasi AI, sistem ini dapat menetapkan target pengurangan karbon dan memprediksi emisi di masa depan dengan lebih akurat.
Penggunaan teknologi blockchain dalam IGIS memastikan bahwa data yang dikumpulkan tidak dapat diubah atau dipalsukan, sehingga meningkatkan keandalan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan terkait keberlanjutan.
SEE ALSO:
Penerapan IGIS diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mempermudah pengelolaan data dengan mengintegrasikan sistem yang ada di Hyundai dan Kia. Selain itu, platform ini akan membantu kedua perusahaan dalam memenuhi sertifikasi eksternal seperti CDP dan RE100, serta memperkuat dedikasi mereka terhadap tujuan keberlanjutan internasional.
Upaya ini menunjukkan komitmen Hyundai dan Kia dalam mengurangi dampak lingkungan dan memimpin inisiatif hijau di industri otomotif. Sementara itu, Hedera terus memperluas inisiatif keberlanjutannya dengan berkolaborasi bersama berbagai entitas terkemuka.
Jaringan Hedera dikenal sebagai salah satu solusi paling efisien untuk manajemen lingkungan yang berkelanjutan. Sejak diluncurkan, Hedera telah bermitra dengan perusahaan multinasional seperti EDF untuk mengeksplorasi blockchain dalam penerbitan sertifikat energi terbarukan. Selain itu, Hedera juga bekerja sama dengan NVIDIA dan Intel untuk menciptakan solusi "Verifiable Compute" berbasis perangkat keras.
Perkembangan positif ini juga tercermin pada performa token asli Hedera, HBAR, yang saat ini diperdagangkan pada harga 0,27 dolar AS (sekitar Rp4.510), mengalami kenaikan 3,15% dalam 24 jam terakhir. Hal ini menunjukkan minat yang meningkat dari komunitas kripto terhadap inisiatif keberlanjutan yang diusung oleh Hedera.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)