JAKARTA - Fenomena balap lari liar muncul di beberapa wilayah Indonesia. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) merespons. Hal positif, kata PASI. Bukan untuk menjaring atlet, melainkan untuk mempromosikan olahraga atletik.

Sekretaris Jenderal PASI Tigor Tanjung mengatakan kegiatan balap lari jalanan idealnya diorganisir dengan baik. Terutama dalam kondisi pandemi, ketika kerumunan orang dapat menjadi medium penularan virus corona.

Tigor juga menanggapi kritik yang disampaikan salah satu kelompok penyelenggara balap lari liar, Speed Run. Sebagaimana diceritakan dalam artikel "Semalaman Berburu Balap Lari Liar Menyadarkan Kami bahwa Tren Seru-seruan Ini Sejatinya adalah Pemberontakan", Speed Run mengaku lari liar mereka lakukan sebagai wadah mengembangkan potensi atlet muda lewat jalur non-birokrasi.

Menurut Tigor, hal itu sulit. Jalanan, bagaimanapun bukan tempat yang tepat untuk melakukan penjaringan atlet. Meski begitu, Tigor melihat fenomena ini sebagai momentum yang menguntungkan bagi PASI. Seperti kegiatan marathon tersponsor, balap lari liar dapat menjadi ajang promosi bagi olahraga atletik.

"Saya melihatnya positif, kalau orang tergerak untuk berlomba lari. Karena jika ini diselenggarakan dengan baik, bisa memunculkan bibit-bibit," kata Tigor kepada VOI, Senin, 14 September.

"Jadi nanti kalau misalnya ada pertandingan resmi, entah ditingkat apapun, mereka bisa terjaring untuk ikut ke sana, lewat jalur manapun," tambahnya, seraya menambahkan itulah kenapa kegiatan ini perlu diorganisir.

Tigor kemudian menjelaskan, PASI memiliki berbagai sistem dan tingkatan untuk menjaring atlet nasional. Tingkatan itu dimulai dari klub-klub di daerah, kabupaten, provinsi, hingga pusat. Selain itu, penjaringan juga bisa dilakukan melalui program pemerintah, seperti PPLP dan PPLM.

Kegiatan seperti kejuaraan daerah dan nasional serta Olimpiade pelajar juga jadi sarana untuk mencari atlet nasional. "Kami juga pernah jaring atlet usia dini langsung ke daerah atau juga pernah menjaring lewat perlombaan di tingkat daerah," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)