JAKARTA - Lebih dari 150 mantan perwira Angkatan Laut Israel menandatangani surat yang menuntut penghentian segera perang di Gaza, memperingatkan jalan yang ditempuh saat ini membahayakan sandera dan tentara.

Surat tersebut, yang menyatakan "dimulainya kembali pertempuran menunda pembebasan sandera, membahayakan tentara, dan merugikan warga sipil yang tidak bersalah," serupa dengan surat yang diterbitkan sebelumnya hari ini yang ditandatangani oleh prajurit cadangan Angkatan Udara Israel.

Para perwira angkatan laut mengkritik tindakan pemerintah, mengklaim bahwa hal itu "merusak fondasi kenegaraan, mengikis kepercayaan publik, dan menimbulkan kekhawatiran serius bahwa keputusan keamanan ditentukan oleh pertimbangan yang tidak sah."

"59 sandera masih berada di terowongan Hamas, dan negara tersebut semakin menjauh dari kewajibannya untuk membebaskan mereka," bunyi surat tersebut, dikutip dari The Times of Israel 11 April.

Mereka menuduh pemerintah memprioritaskan "kepentingan politik dan pribadi, dan bukan kepentingan keamanan," seraya menambahkan, "dimulainya kembali pertempuran akan menjauhkan pembebasan sandera, membahayakan tentara, dan merugikan warga sipil yang tidak bersalah."

Mereka juga merujuk pada pengecualian wajib militer ultra-Ortodoks, dengan menulis: "Pemerintah sedang memajukan kebijakan diskriminatif: anggaran sektoral dan pengecualian menyeluruh dari dinas militer. Mereka yang bertugas merasa dikhianati."

"Kami yang menanggung beban. Tanggung jawab ada di tangan Anda," tutup surat tersebut.

Diberitakan sebelumnya, hampir 1.000 veteran pilot Angkatan Udara Israel, sebagian besar dari mereka sudah pensiun, menerbitkan surat petisi pada hari Kamis.

Surat tersebut tidak menyerukan penolakan umum untuk bertugas, seperti yang telah dilaporkan sebelumnya. Sebaliknya, mendesak pemerintah untuk memprioritaskan pembebasan sandera daripada kelanjutan perang di Gaza, yang menurut para penandatangannya sekarang melayani "kepentingan politik dan pribadi" daripada keamanan nasional.

Setelah penerbitannya, Kepala IAF Mayjen Tomer Bar, bersama dengan Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengajukan permohonan untuk memberhentikan para prajurit cadangan aktif yang menandatangani surat tersebut, dengan IDF mengatakan mereka tidak keberatan dengan prajurit cadangan yang memprotes masalah apa pun dalam kehidupan sipil mereka, selama mereka melakukannya tanpa menggunakan nama militer atau peran mereka.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)