JAKARTA - Australia membeli kapal selam bertenaga nuklir sebagai pencegahan, kata Perdana Menteri Anthony Albanese pada Hari Jumat, menambahkan perjanjian AUKUS yang telah menjadi sorotan di tengah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump juga demi kepentingan Amerika Serikat.
Penjualan tiga kapal selam bertenaga nuklir AS ke Australia di bawah AUKUS menghadapi keraguan baru karena kebijakan tarif Presiden Trump mulai berlaku, dan di tengah kekhawatiran di Washington, menyediakan kapal selam untuk Canberra dapat mengurangi pencegahan terhadap China.
Angkatan Laut AS pada bulan September menetapkan batas waktu tahun 2027 bagi pasukannya untuk bersiap menghadapi konflik dengan China.
Reuters melaporkan, mengutip para ahli pertahanan dan dokumen AS, kekhawatiran bahwa keengganan Australia untuk membahas penggunaan kapal selam serang terhadap China berarti memindahkan mereka keluar dari armada AS pada tahun 2032 dapat merusak upaya pencegahan.
Berkampanye untuk pemilihan umum pada tanggal 3 Mei di kota garnisun utara Darwin, PM Albanese mengatakan kepada wartawan, ia "yakin tentang AUKUS".
"Kami berinvestasi pada aset kami agar kami lebih aman. Jelas Anda memiliki aset di sana sebagai pencegah," katanya, melansir Reuters 11 April.
"Manfaat besar kapal selam bertenaga nuklir, seperti yang telah saya bicarakan berkali-kali, alasan mengapa Pemerintah mendukungnya adalah karena kapasitas silumannya," tandasnya.
Ketika ditanya tentang komentar seorang ahli strategi pertahanan AS yang mengatakan kepada Reuters, Australia tidak mau berbicara tentang kemampuan ofensif kapal selam tersebut, PM Albanese mengatakan tidak bertanggung jawab "untuk membicarakan perang".
Australia menghadapi tenggat waktu tahun 2025 untuk membayar Amerika Serikat sebesar 2 miliar dolar AS di bawah AUKUS guna membantu meningkatkan galangan kapal selam AS.
"Kami mendukung pengaturan yang ada yang kami miliki dengan Amerika Serikat," kata PM Albanese ketika ditanya apakah ia akan menyetujui permintaan lebih banyak uang dari Pemerintahan Trump.
Sementara itu, Pemimpin Partai Liberal yang beroposisi Peter Dutton mengatakan, Australia membutuhkan kapal selam nuklir karena merupakan negara kepulauan.
"Kapal selam nuklir memungkinkan kita untuk memproyeksikan kekuatan. Itu menjadikan kita mitra yang lebih dapat diandalkan bagi mitra Five Eyes kita, dan selain itu Jepang dan negara-negara lain termasuk Filipina, India," katanya pada Hari Jumat, mengacu pada perjanjian pembagian intelijen antara Australia, AS, Kanada, Selandia Baru dan Inggris.
SEE ALSO:
Pemerintah Albanese telah mengambil alih pengeluaran dari bagian lain anggaran pertahanan untuk membayar AUKUS, katanya.
"Saya pikir itu berisiko di bawah Partai Buruh, karena mereka tidak memasukkan uang. Jika orang Amerika berpikir atau orang Inggris berpikir kita tidak serius dengan program itu, mengapa mereka melanjutkannya?" katanya kepada wartawan di Australia Barat.
Diketahui, Partai Buruh mengatakan pihaknya menghabiskan 50 miliar dolar Australia lebih selama satu dekade untuk pertahanan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)