JAKARTA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Hari Jumat, tidak mungkin bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk melanjutkan kemitraannya dengan pemerintah Israel.
"Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan terbentuk di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel di dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turki," kata Presiden Erdogan dalam sebuah konferensi pers di KTT NATO, dikutip dari Reuters 12 Juli.
Presiden Erdogan menekankan, perdamaian dan stabilitas global tidak dapat dicapai, kecuali solusi yang langgeng ditemukan untuk masalah Israel-Palestina.
"Israel terus-menerus tidak melaksanakan perintah Mahkamah Internasional, di mana ia diadili dengan tuduhan genosida dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujarnya seperti dikutip dari Situs Kepresidenan Turki
"Tidak mungkin untuk membangun perdamaian yang langgeng kecuali orang-orang Palestina, yang telah menderita selama beberapa dekade di tanah mereka sendiri di bawah pendudukan dan penindasan, diberi hak untuk memiliki negara mereka sendiri yang merdeka dan berdaulat," jelas Presiden Erdogan.
Ditambahkannya, mempertahankan dukungan militer kepada Israel tidak dapat diterima di tengah situasi saat ini, di mana kesadaran global berbondong-bondong turun ke jalan agar serangan yang menargetkan warga sipil Palestina dihentikan.
SEE ALSO:
"Saya menyerukan kepada semua anggota masyarakat internasional yang berhati-hati untuk bergabung dan bekerja untuk solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967," kata Presiden Erdogan.
"Turki siap untuk mengambil inisiatif apa pun, pertama-tama untuk deklarasi gencatan senjata dan kemudian untuk pembentukan perdamaian abadi," tegasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)