JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yakin niatan pemerintah membentuk Bank Syariah Indonesia akan menjadi titik balik kebangkitan ekonomi syariah di Indonesia. Dia percaya hal tersebut dapat dicapai karena Indonesia memiliki segala potensi untuk tumbuh dan berkembang meski tidak mudah.
Asumsi tersebut dia dasari pada dua hal. Pertama, penetrasi industri perbankan syariah secara nasional baru menyentuh level 4,1 persen. Angka tersebut sangat kontradiktif dengan negara tetangga Malaysia yang sudah mencapai 28,9 persen.
“Kami harus terus intervensi agar penetrasi bank syariah di Indonesia semakin tinggi,” ujarnya dala diskusi virtual Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)yang digelar Jumat, 22 Januari.
Adapun potensi kedua yang Erick beberkan adalah soal modal demografi dimana Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia.
“Ini kesempatan modal besar untuk bisa berkembang,” tuturnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada 1 Februari 2021 mendatang akan menjadi tonggak baru sejarah industri keuangan syariah di Indonesia.
SEE ALSO:
Pasalnya, pemerintah berencana memperkenalkan secara resmi Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai identitas baru hasil penggabungan dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk. (BRIS) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI Syariah).
BSI sendiri disebut-sebut akan menjadi lembaga perbankan syariah terbesar di Indonesia dan diproyeksi masuk dalam 10 besar dunia. Adapun, total aset dari penggabungan ketiga bank plat merah tersebut diproyeksi mencapai Rp240 triliun dengan modal inti yang disetorkan sebesar Rp20 triliun.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)